Media Sosial dan Aktivisme: Studi Etnografi Digital pada Aliansi Rakyat Bergerak dalam Aksi Gejayan Memanggil
View/ Open
Date
2022Author
Nasution, Rizki Ramadhani
Advisor(s)
Harahap, Hendra
Zuska, Fikarwin
Metadata
Show full item recordAbstract
On September 23, 2019, cross-element communities in Yogyakarta D.I (Special Region) Province gathered to answer the call for protest echoed by Aliansi Rakyat Bergerak (People’s Action Alliance) on social media through the hashtag #GejayanMemanggil. At least 15 thousand protesters are gathered to take part in the protest which is considered the biggest post-reformation action in Yogyakarta. Instead of over-glorifying the role of social media in activism, the research aims to explore a series of activist work practices in producing narratives and framing collective identities to how they communicate them in a series of independent mediation practices. The digital ethnography method is chosen as the research methodology with participatory observation, in-depth interviews, and document studies as data collection methods. The results show that the activist of Aliansi Rakyat Bergerak use the meta-narrative of marginalization of public sphere in policy making and material redistribution inequality in making the narrative if their demands. While in the formation of their collective identity, they agreed on the name “Aliansi Rakyat Bergerak” and the statement “Motion of No Confidence.” In the practice of communication and media, Aliansi Rakyat Bergerak shows the use of carried out with careful planning, agreed with egalitarian decision-making practices and without a single central role of leader. Pada tanggal 23 September 2019 masyarakat lintas elemen di Provinsi D.I Yogyakarta berkumpul untuk menjawab panggilan keresahan yang digaungkan oleh Aliansi Rakyat Bergerak di media sosial melalui tagar #GejayanMemanggil. Setidaknya 15 ribu peserta berhasil dikumpulkan untuk mengikuti aksi protes yang dianggap sebagai aksi terbesar pasca era reformasi di Yogyakarta. Alih-alih terlalu mengglorifikasi peran media sosial dalam aktivisme, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi serangakaian praktik kerja aktivis dalam memproduksi narasi dan pembingkaian identitas kolektif hingga bagaimana mereka mengkomunikasikannya dalam serangkaian praktik mediasi mandiri. Metode etnografi digital dipilih menjadi metodologi penelitian dengan pengamatan berperan serta, wawancara mendalam serta studi dokumen sebagai metode pengambilan data. Hasil menunjukkan bahwa aktivis Aliansi Rakyat Bergerak menggunakan meta narasi peminggiran ruang publik dalam pengambilan kebijakan dan ketimpangan redistribusi material dalam membuat narasi tuntutannya. Sementara dalam pembentukan identitias kolektifnya, mereka bersepakat pada penamaan “Aliansi Rakyat Bergerak” serta pernyataan “Mosi Tidak Percaya”. Pada praktik komunikasi dan mediasi, Aliansi Rakyat Bergerak menunjukkan penggunaan transmedia dalam pengorganisasian maupun diseminasi dan mobilisasi massa. Semua itu dilakukan dengan berbagai perencanaan yang matang, disepakati dengan praktik pengambilan keputusan yang bersifat egaliter dan tanpa peran sentral pemimpin tunggal.
Collections
- Master Theses [320]