Show simple item record

dc.contributor.advisorHenywaty, Yusnizar
dc.contributor.advisorSibarani, Robert
dc.contributor.authorSagala, Perri
dc.date.accessioned2022-03-01T06:22:04Z
dc.date.available2022-03-01T06:22:04Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/47817
dc.description.abstract"Tortor Tonggo Pangurason" is a dance work that is rooted in the Tonggo tradition of the Toba Batak community. Tonggo is the local wisdom of the Toba Batak tribe which signifies the interaction between humans and Debata Si Tolu Sada: Debata Batara Guru, Debata Asi and Debata Mangala Bulan Almighty God. Tonggo, martonggo; praying is the performance of asking God. Tonggo; application; prayer 'this tradition includes anything related to human life, whether it is with regard to peace (security and comfort) or with regard to the welfare (wealth and prosperity) of the life of a community. This paper will: 1) describe and analyze the implementation of tonggo, 2) analyze the values of socio-cultural norms in tonggo pangurason, 3) create / describe the creative process of creating the tortor tonggo pangurason. Tonggo pangurason begins with tonggo manukka Debata Ni Parmanuhon, tonggo marsada, tonggo mamuttar pangir. Social norms and values have a sense of care, responsiveness to the environment, responsibility in a sense of togetherness. The pattern of creation applies a modern pattern of ideas rooted in tradition and new ideas using symbols in motion: marsomba, mangurdot, mangeol, manean roha, mandenggal, manolak mara, mangait, manerser, mangembas, mamispis, floor patterns, clothing, place / stage setting and performance time. Revitalizing the tortor movement as exploration, preservation, development, preservation and strengthening of socio-cultural values and norms. This study uses a qualitative interactive model method, type of action (Action Research) exploration and improvisation to describe and interpret a situation at the same time to make changes or interventions with the aim of improvement or participation by dividing 3 parts of the composition of the show, namely: 1). Tonggo ritual session consisting of Tonggo Marhuhuasi, Tonggo Debata Ni parmanuhon, 2). Tonggo Marsada sessions are social, 3). Pangurason attraction sessionen_US
dc.description.abstractTortor Tonggo Pangurason merupakan karya tari yang bersumber pada tradisi tonggo masyarakat Batak Toba. Tonggo merupakan kearifan lokal (local wisdom) suku Batak Toba yang menandakan interaksi antara manusia dengan Debata Si Tolu Sada: Debata Batara Guru, Debata Asi dan Debata Mangala Bulan Tuhan Yang Maha Kuasa. Tonggo, martonggo; berdoa adalah performansi memohon kepada Tuhan. Tonggo; permohonan; doa tradisi ini mencakup apa saja yang berhubungan dengan kehidupan manusia baik itu berkenan dengan kedamaian (keamanan dan kenyamanan) maupun yang berkenaan dengan kesejahteraan (kekayaan dan kemakmuran) hidup suatu komunitas. Tulisan ini: 1) mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanaan tonggo, 2) menganalisis nilai norma sosial budaya dalam tonggo pangurason, 3) menciptakan/mendeskripsikan proses kreatif penciptaan tortor tonggo pangurason. Tonggo pangurason dimulai dengan tonggo manukka Debata Ni Parmanuhon, tonggo marsada, tonggo mamuttar pangir. Norma dan nilai sosialnya memiliki rasa perduli, tanggap pada lingkungan, tanggungjawab dalam rasa kebersamaan. Pola penciptaan menerapkan sebuah ide pola garapan modern yang berakar dari tradisi serta gagasan baru dengan menggunakan simbol-simbol dalam gerak : marsomba, mangurdot, mangeol, manean roha, mandenggal, manolak mara, mangait, manerser, mangembas, mamispis, pola lantai, busana, tempat/tata panggung dan waktu pertunjukan. Revitalisasi gerak tortor sebagai penggalian, pelestarian, pengembangan, penjagaan dan penguatan nilai dan norma sosial budaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif model interaktif, tipe tindakan (Action Research) eksplorasi dan improvisasi untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan suatu situasi pada waktu yang bersamaan untuk melakukan perubahan atau intervensi dengan tujuan perbaikan atau partisipasindengan membagi 3 bagian komposisi pertunjukan yaitu: 1). Sesi ritual Tonggo yang terdiri dari Tonggo Marhuhuasi, Tonggo Debata Ni parmanuhon, 2). Sesi Tonggo Marsada bersifat sosial, 3). Sesi atraksi Pangurason.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectTortoren_US
dc.subjectTonggoen_US
dc.subjectPangurasonen_US
dc.subjectRitual Performanceen_US
dc.titleKarya Seni Tari: Tortor Tonggo Pangurason “Doa Pemurnian” sebagai Tarian Ritual Komunitas Batak Tobaen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM187037001
dc.description.pages217 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record