Show simple item record

dc.contributor.advisorZulkifli
dc.contributor.advisorGinting, Nurzainah
dc.contributor.authorDepari, Brian Pratama
dc.date.accessioned2022-03-01T06:43:28Z
dc.date.available2022-03-01T06:43:28Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/47825
dc.description.abstractPenatapan is one of the most popular tourist destination in Kabupaten Karo. On other hand, tourism faces a new problem for increasing in solid waste from tourism activity. Based on observation, the existing management solid waste in Penatapan its not running properly. The fact, there is no differentiated solid waste activities at the source, inadequate volume of trash bin especially in harvest season and unpicking up solid waste in surrounding area have potency to contamintating environment. This study aim to analyze solid waste generation rate and composition from tourism acti1vities. Therefore, to evaluating the existing condition of solid waste management system in five aspect based on SNI 19-2454-2002. To determine effective strategies in solid waste management system with collaborative management sytem. The solid waste source in this study collected from restaurant in Penatapan with 30 sample restaurant. Measurement solid waste generation rate and composition solid waste method based on SNI 19-3964-1994. To determine the effective strategies in collaborative management analyzed with SWOT method. The result of this study show is the average of solid waste generation rate is 76,09 kg/ day or 0,83 kg/person/day. The composition of solid waste is 42,02% plastic, 28,07% fruit peel, food waste 13,46%, metal or can from food packaging 6,41%, glass 5,52% and wood 4,47%. Evaluation of exisiting condition was carried out by weighing assessment and obtained a value of 2,58, which can be categorized as quite good. This results highlight to improve some aspcet such as operation technique and local community participation. The result from SWOT anlalysis show an effective strategies for solid waste management involved segregate solid waste at the source before collected with making trash container based on average volume of solid waste generation rate and SNI 19-2454-2002. It is the role of the Karo Regency government as a facilitator in providing facilities, infrastructure and regulations for waste management. Another collaborative waste management strategy is in the form of a pilot village program with the main activities are processing organic waste into organic fertilizer and forming an environmentally conscious community group in Doulu Village.en_US
dc.description.abstractSalah satu destinasi wisata primadona di Kabupaten Karo adalah Kawasan wisata Penatapan. Dilain sisi aktifitas wisata menimbulkan permasalahan baru yaitu meningkatnya jumlah timbulan sampah yang berasal dari kegiatan pariwisata. Berdasarkan pengamatan pada kondisi eksisting pengelolaan sampah pada kawasan wisata Penatapan belum berjalan dengan baik. Tidak terdapat kegiatan pemilahan sampah, tempat sampah yang kurang memadai khususnya pada musim panen buah serta kondisi lingkungan sekitar banyak dijumpai sampah yang tidak terkelola yang berpotensi mencemari lingkungan. Penanganan permasalahan pengelolaan sampah pada kawasan wisata Penatapan harus dilakukan oleh seluruh pihak terkait. Sehingga perlu dilakukan manajemen kolaboratif secara efektif. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi kondisi eksisting manajemen pengelolaan sampah berdasarkan lima aspek pengelolaan sampah menurut SNI 19-2454-2002. Menganalisis timbulan dan komposisi sampah yang berasal dari kegiatan pariwisata di kawasan wisata Penatapan. Serta menentukan strategi manajemen pengelolaan sampah secara kolaboratif. Sumber timbulan sampah pada penelitian ini berupa restoran yang berada pada kawasan wisata penatapan dengan jumlah 30 restoran. Metode perhitungan timbulan dan komposisi sampah dilakukan berdasarkan SNI 19-3964-1994. Hasil analisa dalam penentuan strategi manajemen kolaboratif dilakukan dengan metode SWOT. Hasil penelitian menunjukkan total timbulan sampah yang dihasilkan selama periode penelitian sebesar 2.281 kg, dengan laju timbulan sampah rata-rata sebesar 76,03 kg/hari. Komposisi sampah di wilayah studi meliputi sampah plastik 42,02%, kulit buah 28,07%, sisa makanan 13,46%, logam 6,41%, gelas dan karet 5,52% dan daun/kayu 4,47%. Dari hasil penelitian didapatkan sampah anorganik yang dapat didaur ulang sebesar 49%. Evaluasi kondisi eksisting dilakukan dengan penilaian pembobotan dengan nilai diperoleh sebesar 2,58 dikategorikan cukup. Perlu dilakukan peningkatan pada aspek teknis operasional, peran serta masyarakat dan lingkungan. Berdasarkan hasil analisa SWOT didapatkan strategi manajemen kolaboratif berupa pemilahan sampah dari sumber sampah dengan cara pembuatan wadah yang sesuai dengan volume sampah dan mengacu pada SNI 19-2454-2002. Peran pemerintah Kabupaten Karo sebagai fasilitator dalam menyediakan sarana, prasarana dan regulasi pengelolaan persampahan. Strategi manajemen pengelolaan sampah secara kolaboratif lainnya berupa program desa percontohan dengan kegiatan utama berupa pengolahan sampah organik menjadi pupuk organik serta membentuk kelompok masyarakat sadar lingkungan di Desa Doulu.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectwaste managementen_US
dc.subjecttourism objecten_US
dc.subjectcollaborative managementen_US
dc.subjectwaste generationen_US
dc.subjectpengelolaan sampahen_US
dc.subjectobyek wisataen_US
dc.subjectmanajemen kolaboratifen_US
dc.subjecttimbulan sampahen_US
dc.titlePeluang Pelaksanaan Manajemen Kolaboratif dalam Menangani Sampah Pariwisata di Kawasan Penatapan Doulu Kabupaten Karo sebagai Potensi Pariwisataen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM197004001
dc.description.pages123 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record