dc.contributor.advisor | Widayati, Dwi | |
dc.contributor.advisor | Mulyadi | |
dc.contributor.author | Nasoichah, Churmatin | |
dc.date.accessioned | 2022-03-01T06:56:44Z | |
dc.date.available | 2022-03-01T06:56:44Z | |
dc.date.issued | 2021 | |
dc.identifier.uri | https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/47829 | |
dc.description.abstract | Malay is a language derived from the PAN , which in its development in early AD
is
influenced by Indian culture (Hindu -Buddhist ), which is called Old Malay
Language ,
abbreviated as BMK . Written evidence of the use of the BMK is found
in a number of
inscriptions , one of which is from the Hindu -Buddhist
Archeological of Padang Lawas ,
North Sumatra. There are several BMK words
and sentences regarding to PAN tracing that
can be analyzed based on
phonological , morphological , and syntactical levels . The
problems of this
research are : how is PAN 's track at the phonological and
morphological level;
how is the structure of sentence of BMK on BMK inscriptions from
Hindu -
Buddhist Archaeological of Padang Lawas , North Sumatra ? The research uses a
qualitative descriptive method that is comparative . Based on results of the
research that
has been carried out, it can be concluded there are 44 words based
on the phonological level
of the traces of PAN on BMK inscriptions originating
from the Hindu -Buddhist
archaeological of Padang Lawas. North Sumatra, 35
words are PAN Inheritance words, bo
th those that have experienced retention and
innovation , and 9 words are absorption or
loanwords from BS. In the absorption,
it is not immediately absorbed but also adapted to the
language previously owned ,
namely BMK which is the legacy of PAN . Based on the
morphological level, there
are 20 words of which 14 are PAN inheritance words, 3 BS loan
words and PAN
inheritance, and 3 BS loanwords. The findings of the analysis found that
Adverbial Phrases explain time , Noun Phrases are generally formed by several
nouns or
nouns that join Prepositional Phrases, there are Noun Phrases in the
form of blank subjects
and the existence of broad sentences with subject density,
the use of Prepositional Phrase
and Relative Clause which explain or give
meaning to sentences , and Verbal Phrases in
active form, that can be formed by
either a transitive or an intransitive verb. The analysis
reveals the rules of
sentence structure in BMK, namely:
Sentence —> (Adverbial Phrase) + Specifier + Inflection + (Complement) + (
Circumstance) + (Relative Clause) | en_US |
dc.description.abstract | Bahasa Melayu merupakan bahasa turunan PAN yang dalam perkembangannya
pada awal Masehi mendapat pengaruh budaya India (Hindu-Buddha), dan pada era
tersebut dinamai Bahasa Melayu Kuno yang disingkat BMK. Bukti tertulis
penggunaan BMK dijumpai pada sejumlah prasasti, salah satunya prasasti yang
berasal dari Kepurbakalaan Hindu-Buddha Padang Lawas, Sumatera Utara. Terkait
penelusuran jejak PAN, terdapat beberapa kata dan kalimat BMK yang dapat
dianalisis berdasarkan tataran fonologis, morfologis, dan sintaktis. Adapun
permasalahan penelitian ini adalah bagaimanakah jejak PAN pada tataran fonologis
dan morfologis, serta bagaimanakah struktur kalimat BMK pada prasasti-prasasti
BMK yang berasal dari Kepurbakalaan Hindu-Buddha Padang Lawas, Sumatera
Utara? Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
deskriptif kualititatif yang bersifat komparatif. Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa jejak PAN pada prasasti-prasasti BMK yang
berasal dari wilayah kepurbakalaan Hindu-Buddha Padang Lawas, Sumatera Utara
berdasarkan tataran fonologis terdapat 44 kata di antaranya 35 kata warisan PAN
baik yang mengalami retensi maupun inovasi serta 9 kata merupakan serapan atau
pinjaman dari BS. Dalam penyerapan tersebut, tidak serta merta diserap begitu saja
namun juga disesuaikan dengan bahasa yang dimiliki sebelumnya, yaitu BMK yang
merupakan warisan PAN. Berdasarkan tataran morfologis, terdapat 20 kata di
antaranya 14 kata warisan PAN, 3 kata pinjaman BS dan warisan PAN, dan 3 kata
pinjaman BS. Kata tersebut dibentuk dari morfem bebas, morfem terikat, dan
klitika. Morfem bebas merupakan warisan PAN dan pinjaman BS sedangkan
morfem terikat dan klitika hampir semuanya merupakan warisan PAN. Berdasarkan
tataran sintaktis, terdapat 10 kalimat yang dianalisis. Dari hasil analisis ditemukan
adanya FAdv yang menerangkan waktu, FN yang umumnya dibentuk baik dari
beberapa nomina maupun nomina yang bergabung dengan FP, terdapat FN berupa
subjek kosong dan adanya kalimat luas rapatan subjek, adanya penggunaan FP dan
KR yang menjelaskan atau memberikan makna pada kalimat-kalimat tersebut, serta
FV yang berbentuk aktif, dapat berupa verba transitif maupun verba intransitif. Dari
hasil analisis didapat kaidah struktur kalimat BMK, yaitu:
K → (FAdv) + Spes + I + (Komp) + (Ket) + (KR) | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
dc.subject | Bahasa Proto-Austronesia | en_US |
dc.subject | Bahasa Melayu Kuno | en_US |
dc.subject | Fonologis | en_US |
dc.subject | Morfologis | en_US |
dc.subject | Sintaktis | en_US |
dc.title | Jejak Bahasa Proto-Austronesia pada Prasasti-Prasasti Berbahasa Melayu Kuno yang Berasal dari Kepurbakalaan Hindu-Buddha Padang Lawas, Sumatera Utara | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.identifier.nim | NIM187009016 | |
dc.description.pages | 185 Halaman | en_US |
dc.description.type | Tesis Magister | en_US |