dc.description.abstract | Karya sastra merupakan sebuah media untuk menyampaikan pesan – pesan pengarang kepada para pembacanya agar para pembaca dapat mengetahui apa yang ingin disampaikan pengarang pada pembaca, dalam penelitian ini karya sastra yang dipakai merupakan novel yang berjudul “Konbini Ningen” karya Sayaka Murata.
Sayaka Murata menulis novel “Konbini Ningen” terinspirasi dari masa dirinya yang sedang bekerja sebagai pekerja paruh waktu di minimarket.dengan membaca novel “Konbini Ningen”, terdapat bebrapa permasalahan sosial yang di alami tokoh Keiko Furukura terutama permasalahan jati dirinya dan pekerjaannya sebagai paruh waktu, agar dapat diterima dalam tatanan masyarakat Keiko Furukura secara terpaksa harus mengikuti norma masyarakat kultur patriarkis disekitarnya. sebagai pengarang Sayaka Murata ingin menyampaikan pesan bahwa adanya permasalahan sosial yang terjadi pada tokoh Keiko Fururukura yaitu berupa ketidakadilan gender). Ketidakadilan gender diatas disebabkan oleh konstruksi gender yang dilakukan melalui 3 konstruksi gender.
Penelitian ini menambah pengetahuan dan informasi bagi para akademisi khususnya mahasiswa jurusan sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara mengenai gambaran masyarakat kultur patriarkis di Jepang.
Dalam penelitian ini penulis menemukan adanya konstruksi gender yaang dilakukan melalui 3 konstruksi sosial yaitu : internalisasi, eksternalisasi,
dan objektivasi pada tokoh Keiko Furukura yang menimbulkan ketidakadilan gender yaitu : marginalisasi (pemiskinan ekonomi), stereotype (pelabelan negatif), subordinasi (merendahkan), violence (kekerasan), dan double burden (beban ganda). | en_US |