Positive Politeness Strategies In A Film Entitled “In Good Company”: Pragmatic Analysis
View/ Open
Date
2020Author
Tarigan, Boy Canser
Advisor(s)
Lubis, Syahron
Mono, Umar
Metadata
Show full item recordAbstract
The research studies the use of positive politeness strategy in the film entitled “In Good
Company”. It is conducted to find out the kinds of the positive politeness strategies
employed by the characters and the factors influencing the characters to employ those
strategies in relation to Brown and Levinson’s politeness strategy.
It is a descriptive qualitative study. The data are all the dialogs containing positive
politeness strategy which have significant relationship with the problem statements. There
are 29 data found in the film. The data are then identified by using Brown and Levinson’s
politeness strategy to answer the kinds of positive politeness strategy employed by the
character. It uses Brown and Levinson’s politeness scale to find out the factors
influencing the characters to employ those strategies.
The result of the analysis shows that there are 15 strategies of positive politeness
employed by the characters in the dialogs of film entitled “In Good Company”. Among
them are notice, attend to the hearer (4 data), exaggerate (1 data), intensify interest to the
hearer (1 data), use in-group identity markers (4 data), seek agreement (1 data), avoid
disagreement (5 data), presuppose / raise / assert common ground (2 data), joke (4 data),
assert or presuppose the speaker’s knowledge and concern for the hearer’s wants (1 data),
offer / promise (1 data), be optimistic (1data), includes both the speaker and the hearer (1
data), give (or ask for) reasons (2 data), assume or assert reciprocity (1data) and give gifts
to the hearer (1data). . For this case, there is one dialogue employs more than one strategy
which is dialogue number 13. The dialogue employs strategy 3 and 12. But the rest of
utterances, one dialogue only employ one strategy. Thus, all kinds of positive politeness
strategies are employed by the characters.
There are two primary factors, namely payoff and circumstances. Relevant circumstances
consist of social distance, relative power and rank of imposition. Further, Payoff is likely
to be the major determinant in employing positive politeness strategy in the movie. It is
supported by the setting of those movies which is the environment of a company. The
speaker can minimize the FTA by assuring the hearer that the speaker considers himself
to be the same kind, that he likes the hearer and wants to fulfill the hearer wants. Positive
politeness strategy is formed for minimizing the social distance (D) between the
participants. In this movie few of data found influencing by social distance because the
characters interacting with people around them who have known each other well so that
they have close relationship. Related to power rating (P), in this movie most of data found
influencing by power rating because the characters interacting in a company situation
which has an organization structure. And the rank of imposition (R), it depends on the
situation that potentially leads to the threat of the hearer’s positive face and the second
factors above. Penelitian ini membahas tentang penggunaan strategi kesantunan positif dalam film yang
berjudul "In Good Company". Hal ini dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis strategi
kesopanan positif yang digunakan oleh karakter para aktor dan faktor-faktor yang
mempengaruhi karakter tersebut sesuai dengan teori kesopanan Brown dan Levinson.
Peneltian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data diperoleh dari semua dialog
yang berisi strategi kesopanan positif yang memiliki hubungan erat dengan pernyataan
masalah. Terdapat 29 data yang ditemukan dalam film tersebut. Data tersebut kemudian
diidentifikasi dengan menggunakan teori strategi kesopanan Brown dan Levinson untuk
menjawab jenis-jenis strategi yang digunakan oleh para aktor. Ini menggunakan skala
kesopanan Brown dan Levinson untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi karakter dalam penggunaan strategi tersebut.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 15 strategi kesopanan positif yang digunakan
oleh karakter dalam dialog film yang berjudul "In Good Company". Diantaranya adalah
pemberitahuan, hadir untuk pendengar (4 data), melebih-lebihkan (1 data),
mengintensifkan minat kepada pendengar (1 data), menggunakan penanda identitas dalam
kelompok (4 data), mencari kesepakatan (1 data), menghindari ketidaksepakatan (5 data),
mengandaikan / menaikkan / menegaskan landasan bersama (2 data), bercanda (4 data),
menegaskan atau mengandaikan pengetahuan dan kepedulian pembicara atas keinginan
pendengar (1 data), penawaran / janji (1 data), rasa optimis (1 data), termasuk pembicara
dan pendengar (1 data), memberi (atau meminta) alasan (2 data), berasumsi atau
menyatakan timbal balik (1 data) dan memberikan apresiasi kepada pendengar (1 data).
Dalam hal ini, ada satu percakapan yang mengaplikasikan 2 strategi, yaitu percakapan
dengan urutan 13, yang menggunakan strategi 3 dan 12. Percakapan selebihnya hanya
menggunakan masing-masing satu strategi. Dengan demikian, semua jenis strategi
kesopanan positif diperoleh dalam dialog karakter.
Ada dua faktor utama, yaitu hasil dan keadaan. Keadaan yang dimaksud terdiri dari jarak
sosial, kekuasaan dan tingkat pembebanan. Selanjutnya, Hasil kemungkinan menjadi
penentu utama dalam menggunakan strategi kesopanan positif dalam film. Hal ini
didukung oleh pengaturan film-film yang merupakan lingkungan perusahaan. Pembicara
dapat meminimalkan FTA dengan meyakinkan pendengar bahwa pembicara menganggap
dirinya sama, bahwa ia menyukai pendengar dan ingin memenuhi keinginan pendengar.
Strategi kesopanan positif dibentuk untuk meminimalkan jarak sosial (D) antara peserta.
Dalam film ini beberapa data ditemukan dipengaruhi oleh jarak sosial karena karakter
berinteraksi dengan orang-orang di sekitar mereka yang telah saling mengenal dengan
baik sehingga mereka memiliki hubungan dekat. Kekuasaan (P), dalam film ini sebagian
besar data ditemukan dipengaruhi oleh kekuasaan karena karakter berinteraksi dalam
situasi perusahaan yang memiliki struktur organisasi. Dan tingkat pembebanan (R), itu
tergantung pada situasi yang berpotensi mengarah pada ancaman wajah positif pendengar
dan faktor kedua di atas
Collections
- Undergraduate Theses [784]