dc.description.abstract | Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang menjadi media bagi penyair
untuk menyampaikan gagasannya. Gagasannya tersebut salah satunya didasarkan
pada hasil pengamatan terhadap lingkungan. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa
puisi juga terkait dengan keilmuan lain. Salah satu bidang ilmu yang dapat terkait
dengan karya sastra adalah ekologi. Paradigma ekologi terhadap kajian sastra
merupakan bentuk penerapan pendekatan ekologi dalam memandang sebuah
karya sastra. Perjumpaan konsep ekologi dan karya sastra tersebut melahirkan
suatu bentuk konsep ekokritik. Ekokritik merupakan kajian hubungan antara
sastra dan lingkungan fisik. Kajian ini difokuskan pada dua judul puisi yaitu puisi
“Ketika Burung Merpati Sore Melayang”, dan “Kotak Suara”. Kerusakan
lingkungan merupakan masalah yang penting untuk diperhatikan. Kerusakan
lingkungan dapat terjadi karena keseimbangan ekosistem terganggu. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengkaji struktur lahir dan struktur batin serta wujud
ekokritik terhadap puisi karya Taufiq Ismail berjudul “Ketika Burung Merpati
Sore Melayang”, dan “Kotak Suara”. Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat empat wujud
ekokritik dalam puisi “Ketika Burung Merpati Sore Melayang” dan “Kotak
Suara”, yaitu, pertama, kritik terhadap persoalan bencana alam. Kedua, kritik
terhadap persoalan kebakaran hutan. Ketiga kritik terhadap pencemaran udara.
Keempat kritik terhadap persoalan kerusakan lahan pertanian. Kesimpulan dalam
penelitian ini adalah, melalui pendekatan ekokritik, puisi “Ketika Burung Merpati
Sore Melayang” dan “Kotak Suara” karya Taufiq Ismail ini dapat terlihat wujud
ekokritik, penyebab rusaknya ekosistem karena ulah manusia dan sikap manusia
yang ditimbul terhadap fenomena alam tersebut. | en_US |