Show simple item record

dc.contributor.advisorNasution, Ikhwanuddin
dc.contributor.authorAsesti, Ella
dc.date.accessioned2022-04-05T07:23:32Z
dc.date.available2022-04-05T07:23:32Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/48311
dc.description.abstractPuisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang menjadi media bagi penyair untuk menyampaikan gagasannya. Gagasannya tersebut salah satunya didasarkan pada hasil pengamatan terhadap lingkungan. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa puisi juga terkait dengan keilmuan lain. Salah satu bidang ilmu yang dapat terkait dengan karya sastra adalah ekologi. Paradigma ekologi terhadap kajian sastra merupakan bentuk penerapan pendekatan ekologi dalam memandang sebuah karya sastra. Perjumpaan konsep ekologi dan karya sastra tersebut melahirkan suatu bentuk konsep ekokritik. Ekokritik merupakan kajian hubungan antara sastra dan lingkungan fisik. Kajian ini difokuskan pada dua judul puisi yaitu puisi “Ketika Burung Merpati Sore Melayang”, dan “Kotak Suara”. Kerusakan lingkungan merupakan masalah yang penting untuk diperhatikan. Kerusakan lingkungan dapat terjadi karena keseimbangan ekosistem terganggu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji struktur lahir dan struktur batin serta wujud ekokritik terhadap puisi karya Taufiq Ismail berjudul “Ketika Burung Merpati Sore Melayang”, dan “Kotak Suara”. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat empat wujud ekokritik dalam puisi “Ketika Burung Merpati Sore Melayang” dan “Kotak Suara”, yaitu, pertama, kritik terhadap persoalan bencana alam. Kedua, kritik terhadap persoalan kebakaran hutan. Ketiga kritik terhadap pencemaran udara. Keempat kritik terhadap persoalan kerusakan lahan pertanian. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah, melalui pendekatan ekokritik, puisi “Ketika Burung Merpati Sore Melayang” dan “Kotak Suara” karya Taufiq Ismail ini dapat terlihat wujud ekokritik, penyebab rusaknya ekosistem karena ulah manusia dan sikap manusia yang ditimbul terhadap fenomena alam tersebut.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectSastraen_US
dc.subjectPuisien_US
dc.subjectEkokritiken_US
dc.titleParadigma Ekokritik Greg Garrard dalam Puisi “Ketika Burung Merpati Sore Melayang” dan “Kotak Suara” pada Antologi Puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia Karya Taufiq Ismail: Pendekatan Ekologi Sastraen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM180701005
dc.description.pages113 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record