Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Tumbuhan Bawah dalam Mewujudkan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang Ramah Lingkungan
View/ Open
Date
2022Author
Sidabukke, Simon H
Advisor(s)
Barus, Ternala A.
Utomo, Budi
Delvian
Metadata
Show full item recordAbstract
Currently, in the forestry sector, two issues are emerging, namely
conservation and demand for wood for forestry. Due to the increasing demand for
timber, many people believe that the development of industrial plantation forests
will have a negative impact on the environment, so to answer the above concerns,
research is needed to understand changes in the existence of biodiversity in the
development of industrial plantation forests, as well as seeking the concept of
friendly management of eucalyptus plantation forest. The findings of the research
show that there is no association between fragmentation of the establishment of
industrial plantation forests and the biodiversity of understorey vegetation.
eucalyptus allelopathy does not have any effect on the diversity of understorey
vegetation found under the eucalyptus peat bog. This is reinforced by the data
from the analysis showing that both the number of families and the number of
species is higher in planted forests compared to other forest areas and the concept
of managing the biodiversity of understorey vegetation to achieve
environmentally friendly industrial forest management with conservation of 64
plant species capable of growing has been designated an industrial plantation
forest area. While the recommendations for the discovery of understorey
vegetation that tend to contain secondary metabolites chemical compounds, it is
recommended that before the understorey vegetation is destroyed for garden
maintenance, it is better to work with the pharmaceutical industry and the
community that can be used as farmers groups collecting them to be used as a raw
material for medicine and related to the use of areas in plantation forests, it is
recommended to build an agroforestry pattern that combines Eucalyptus with
understorey vegetation that can be used as medicinal materials. Saat ini terdapat dua informasi yang mengacu pada sektor hutan tanaman
yaitu konservasi dan kebutuhan (demand) kayu untuk industri kehutanan. Karena
meningkatnya kebutuhan kayu banyak masyarakat yang beranggapan bahwa
pembangunan hutan tanaman industri akan berdampak negatip terhadap
lingkungan maka untuk menjawab kekhawatiran tersebut diatas, diperlukan
penelitian untuk mengetahui gambaran tentang perubahan keberadaan
keanekaragaman hayati dalam pembangunan hutan tanaman industri, serta
mencari konsep pengelolaan hutan tanaman Eucalyptus yang ramah terhadap
lingkungan. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapat bahwa tidak terdapat
hubungan fragmentasi membangun hutan tanaman industri terhadap
keanekaragaman hayati tumbuhan bawah, alelopathy Eucalyptus tidak
berpengaruh terhadap keanekaragaman jenis tumbuhan bawah yang terdapat
dibawah tegalkan Eucalyptus. Hal ini diperkuat oleh data hasil analisis
menunjukkan bahwa baik jumlah famili maupun jumah jenis lebih tinggi di hutan
tanaman jika dibandingkan dengan peruntukan kawasan hutan lainnya dan bentuk
konsep pengelolaan keanekaragaman hayati tumbuhan bawah untuk mewujudkan
pengelolaan hutan tanaman industri yang ramah lingkungan dengan tetap
mempertahankan 64 jenis tumbuhan bawah yang mampu tumbuh di peruntukan
kawasan hutan tanaman industri. Sementara rekomendasi terhadap ditemukannya
jenis – jenis tumbuhan bawah yang cenderung mengandung senyawa kimia
metabolit sekunder, maka disarankan sebelum tumbuhan bawah tersebut
dimusnahkan dalam rangka pemeliharaan tanaman, sebaiknya dapat dapat bekerja
sama dengan pihak industri farmasi dan masyarakat yang nantinya dapat dijadikan
sebagai kelompok tani yang akan mengumpulkan tumbuhan bawah tersebut untuk
dijadikan sebagai bahan baku obat dan terkait pemanfaatan areal pada hutan
tanaman disarankan agar dibangun pola agroforestry yang memadukan Eucalyptus
dengan tumbuhan bawah yang dapat dijadikan sebagai bahan baku obat.