Korelasi Rasio Neutrofil-Limfosit dengan Nilai Troponin sebagai Penanda Kerusakan Miokardium pada Pasien Sindroma Koroner Akut Non Elevasi Segmen ST di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Abstract

Background: Risk stratification in Non-ST elevation acute coronary syndrome (NSTEACS) patients is mandatory. Diagnosis of Non-ST elevation myocardial infarction (NSTEMI) confirmed by increased troponin level is one of the risk stratifications which then becomes a reference for early invasive management within 24 hours. The importance of this troponin test is not accompanied by the assurance of the availability of the test in remote regional hospitals. Other parameters are widely available and can be used to predict troponin elevation in the NSTEACS. The leukocyte component in the form of the neutrophil to lymphocyte ratio (NLR) is believed to be used because it has a relationship with troponin values in previous studies. Increased troponin in myocardial infarction occurs due to damage or necrosis of the myocardium then causes the release of troponin into the circulation, on the other hand, an increase in neutrophils and a decrease in lymphocytes can occur due to the inflammatory response in myocardial infarction. Method: This cross-sectional study involved NSTEACS patients with 48 hours of onset, from January 2021 to December 2021 at H. Adam Malik Hospital, Medan. Recording the value of NLR and troponin I at the time of admission, then analyzing the correlation. After obtaining the correlation coefficient, a linear regression equation analysis was performed and continued with receiver operating curve (ROC) analysis to determine the area under the curve (AUC) value and NLR cut off in predicting the elevation of troponin I value. Results: 80 patients were included in this study and 58 patients (72.5%) had myocardial infarction. The results of the analysis showed that there was a positive correlation between NLR and troponin I values (r= 0.516, p-value 0.000), a positive correlation between neutrophils and troponin I values (r= 0.419, p-value 0.000), and a negative correlation between lymphocytes and troponin I values (r =-0.312, p-value 0.005). NLR has the best correlation coefficient on troponin I values compared to other parameters. With a cut-off point of 2.79, NLR could predict an increase in troponin I value with a sensitivity of 70.7% and a specificity of 68.2%. Conclusion: NLR has a moderate correlation with troponin I values, and can be used to predict troponin I elevation in the NSTEACS patients.

Latar Belakang : Stratifikasi risiko pada pasien SKA-NEST merupakan hal yang sangat penting karena menetukan arah strategi tatalaksana. Diagnosis IMA-NEST yang ditegakkan dengan peningkatan troponin merupakan salah satu stratifikasi risiko yang kemudian menjadi acuan untuk tatalaksana invasif awal dalam 24 jam. Pentingnya pemeriksaan troponin ini tidak disertai dengan terjaminnya ketersediaan pemeriksaan tersebut di rumah sakit daerah yang terpencil atau jauh dari ibukota provinsi. Diperlukan parameter lain yang tersedia luas dan dapat dipakai untuk memprediksi peningkatan troponin pada populasi SKA-NEST. Komponen leukosit berupa rasio neutrofil limfosit (RNL) dipercaya dapat digunakan karena memiliki hubungan dengan nilai troponin pada penelitian terdahulu. Meningkatnya troponin pada infark miokardium terjadi akibat kerusakan atau nekrosis miokardium yang kemudian menyebabkan lepasnya troponin ke sirkulasi, disisi lain peningkatan neutrofil dan penurunan limfosit dapat terjadi akibat respon inflamasi pada infark miokardium. Metode : Penelitian potong lintang ini melibatkan 80 pasien SKA-NEST onset ≤ 48 jam periode januari 2021 hingga desember 2021 di RSUP H. Adam Malik Medan. Pencatatan nilai rasio neutrofil limfosit dan troponin pada saat admisi, kemudian dilakukan analisa korelasi antara rasio neutrofil limfosit dengan nilai troponin I. setelah didapatkan koefisien korelasi, dilakukan analisis persamaan regresi linier dan dilanjutkan dengan analisis receiver operating curve (ROC) untuk menentuan nilai area under curve (AUC) sekaligus menentukan titik potong RNL dalam memprediksi peningkatan nilai troponin I. Hasil : Sebanyak 80 pasien diikutsertakan dalam penelitian ini dan 58 pasien (72.5%) mengalami infark miokardium. Hasil analisa menunjukkan adanya korelasi positif antara RNL dengan nilai troponin I (r= 0.516, p value 0.000), korelasi positif antara neutrofil dengan nilai troponin I (r= 0.419, p value 0.000), dan korelasi negatif antara limfosit dengan nilai troponin I (r=-0.312, p value 0.005). RNL memiliki koefisien korelasi paling baik terhadap nilai troponin I dibandingkan parameter lainnya. Dengan titik potong 2.79, RNL dapat memprediksi peningkatan troponin I dengan sensitifitas 70.7% dan spesifitas 68.2%. Kesimpulan : RNL memiliki korelasi yang bersifat sedang dengan nilai troponin I, dan dapat digunakan untuk memprediksi peningkatan troponin I pada populasi pasien SKA-NEST.