Dalan Tu Huta: Penggabungan Teater Tradisional dan Teater Modern
View/ Open
Date
2021Author
Manalu, Marojahan Andrian
Advisor(s)
Batubara, Junita
Sibarani, Robert
Metadata
Show full item recordAbstract
Dalan Tu Huta merupakan bentuk penggabungan teater tradisional dan teater modern dimana unsur-unsur teater tradisional berupa bentuk yang bersumber dari hikayat masyarakat, lakon yang dimainkan dalam pembagian babak yang amat longgar, karena tiadanya naskah lakon tertulis sedangkan unsur-unsur teater modern menggunakan bentuk sastra drama berupa naskah sebagai unsur utama dalam penciptaan, tubuh sebagai media utama, gerak dan suara sebagai unsur penunjang utama sedangkan bunyi dan rupa sebagai unsur pembantu penunjang. Ide karya Dalan Tu Huta berasal dari kisah tentang perempuan di Desa Meat, Kabupaten Toba sebagai representasi kehidupan ekonomi perempuan yang tergantung dari hasil tenunan yang mengalami pasang surut, dimana partonun bergantung pada proses produksi. Kebudayaan pada masyarakat Batak Toba yang terdapat di Desa Meat juga mempengaruhi kehidupan perempuan secara teks dan konteks dalam dimensi ruang dan waktu.
Konsepsi penciptaan karya Dalan Tu Huta berakar pada konteks seni pertunjukan teater tradisi yang diambil dari cerita masyarakat (folk tales) yang dikembangkan melalui proses komunikasi non verbal berupa; simbol tubuh, gerak, rupa menjadi unsur utama dalam penyampaian teks dengan idiom tradisional Kebudayaan Batak Toba secara umum. Aliran semiotika Saussure yang menganggap ilmu bahasa sebagai pemandu menjadi perspektif wacana teoritis untuk menarasikan penciptaan karya teater Dalan Tu Huta yang dikuatkan secara konseptual lewat penggunaan teori Semiotika Denotatif dan Konotatif oleh Roland Barthes dengan penerapan pada sistem tanda dan pemikiran oleh Tadeusz Kowzan untuk menjadi acuan teorisasi tanda dalam penciptaan karya Dalan Tu Huta.
Metodologi yang penulis gunakan adalah kualitatif deskriptif, yaitu penyajian data lapangan secara empiris; wawancara dan observasi terhadap wacana Dalan Tu Huta beserta literatur seni teater dengan menggunakan perspektif metode yang digunakan dari penciptaan lakon sampai pemanggungan dengan menggunakan skema Patrice Pavis. Skema tersebut merupakan pertemuan budaya sumber dengan budaya target yang ditujukan untuk melihat proses dialektis antara gaya teater tradisi dan baru sebagai suatu bentuk apresiasi seni pertunjukan teater yang kontekstual.