dc.contributor.advisor | Tanjung, Masitta | |
dc.contributor.author | Oktaviani, Savira Dyla | |
dc.date.accessioned | 2022-06-30T08:15:50Z | |
dc.date.available | 2022-06-30T08:15:50Z | |
dc.date.issued | 2022 | |
dc.identifier.uri | https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/49313 | |
dc.description.abstract | The chawki stage (instars I-III) is the most sensitive stage in rearing of
silkworms (Bombyx mori L.). The use of paraffin paper (baking paper) during rearing
stage was common. The use of paraffin paper continuously will cause waste
accumulation on the environment. Research of rearing techniques with different
rearing containers at the chawki stage on the growth and development of silkworms
has done at the Laboratory of Animal Structure and Development. This study used a
completely randomized design (CRD) with 3 treatments, 5 replications and each
replication contain 50 larvae. The treatments used paraffin paper (baking paper), taro
leaves (Colocasia esculenta L.) and banana leaves (Musa paradisiaca L.). The effect
of the different rearing containers was observed based on the morphology, movement/
feeding behavior, growth and development of the silkworm. Results showed that
morphology, movement/feeding behavior, length and body weight were not
significantly different (p>0.05). The duration of larval stage on banana leaf mats was
longer than that of paraffin paper and taro leaves. The highest mortality rate was
found in banana leaf mats (34.8%) followed by paraffin paper mats (28%), while the
lowest mortality rate was in taro leaf mats (10.4%). Rearing container can be replaced
with taro leaves because it shortened larval stage and reduce the percentage of
mortality. | en_US |
dc.description.abstract | Tahapan chawki (instar I-III) merupakan tahapan paling sensitif dalam rearing
ulat sutera (Bombyx mori L.). Pada tahap rearing umumnya menggunakan alas wadah
pemeliharaan dengan kertas parafin (baking paper). Jika pemakaian kertas parafin
secara terus menerus akan menimbulkan limbah di lingkungan. Penelitian tentang
teknik rearing dengan perbedaan alas wadah pemeliharaan pada tahap chawki
terhadap pertumbuhan dan perkembangan ulat sutera (Bombyx mori L.) telah
dilakukan di Laboratorium Struktur dan Perkembangan Hewan. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan, 5 ulangan dan
masing-masing ulangan terdapat 50 ekor larva. Perlakuan menggunakan alas kertas
parafin (baking paper), daun talas (Colocasia esculenta L.) dan daun pisang (Musa
paradisiaca L.). Pengaruh alas wadah pemeliharaan yang berbeda dilihat berdasarkan
morfologi, gerakan/tingkah laku makan serta pertumbuhan dan perkembangan ulat
sutera (Bombyx mori L.). Hasil penelitian menunjukkan bahwa morfologi,
gerakan/tingkah laku makan, pertambahan panjang dan berat tubuh dari masingmasing
alas wadah pemeliharaan tidak berbeda nyata (p>0,05). Durasi stadium larva
pada alas daun pisang lebih lama dibandingkan kertas parafin dan daun talas. Tingkat
mortalitas tertinggi terdapat pada alas daun pisang sebesar 34,8% diikuti dengan alas
kertas parafin sebesar 28%, sedangkan tingkat mortalitas terendah yaitu pada alas
daun talas sebesar 10,4%. Alas wadah pemeliharaan dapat digantikan dengan daun
talas karena durasi stadium larva lebih singkat dan persentase mortalitas lebih rendah. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
dc.subject | Bombyx Mori | en_US |
dc.subject | Colocasia Esculenta | en_US |
dc.subject | Kertas Parafin | en_US |
dc.subject | Musa Paradisiaca | en_US |
dc.title | Teknik Rearing dengan Perbedaan Alas Wadah Pemeliharaan pada Tahap Chawki terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Ulat Sutera (Bombyx Mori L.) | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.identifier.nim | NIM180805018 | |
dc.description.pages | 67 Halaman | en_US |
dc.description.type | Skripsi Sarjana | en_US |