Hubungan Onset Gejala dengan Temuan Intra Operatif pada Intususepsi Pediatrik di RSUP H. Adam Malik

Abstract

Background: Intussusception is an emergency condition that is common in pediatrics. Delay in diagnosis and treatment can lead to serious complications, such as loss of bowel viability, perforation, and peritonitis. The aim of this study was to evaluate the relationship of symptom onset and viability of intestine in pediatric intussusception. Methods: This descriptive observational study was conducted in a cross-sectional design in December 2021 at Haji Adam Malik Hospital Medan and involved a total of 38 pediatric intussusception subjects. Results: Majority of the subjects were male (63.2%), aged 4-12 months (68.4%), and had normal age-adjusted vital signs. The classic triad of intussusception was found only in 26.3% of the subjects and the most common location of intussusception was ileocolic (63.2%). Subjects predominantly have had the symptoms for >48 hours (73.7%) and 44.7% subjects were found to have viable bowel. The relationship between symptom onset and intestinal viability was analyzed by Fisher-exact test and p value = 0.194 was obtained, which indicated a non-statistically significant relationship between the variables. Conclusion: No significant association was observed between onset of pediatric intussusception symptoms and intestinal viability in this study. Further studies are needed to confirm the results of this study.

Latar belakang: Intususepsi merupakan suatu keadaan kegawatdaruratan yang sering dijumpai pada anak. Keterlambatan dalam diagnosis dan tatalaksana dapat menyebabkan komplikasi yang serius, seperti hilangnya viabilitas usus, perforasi, dan peritonitis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan onset gejala dengan viabilitas usus pada intususepsi pediatrik. Metode: Studi deskriptif observasional dengan desain cross-sectional ini dilakukan pada bulan Desember 2021 di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan dan melibatkan 38 subjek intususepsi pediatrik. Hasil: Dominan subjek merupakan laki-laki (63,2%), berusia 4-12 bulan (68,4%), dan dengan tanda vital dalam rentang normal yang disesuai dengan usia. Trias intususepsi dijumpai pada 26,3% subjek saja dan lokasi intususepsi yang paling sering dijumpai adalah ileokolik (63,2%). Mayoritas (73,7%) subjek mengalami onset gejala >48 jam dan pada 44,7% subjek dijumpai usus yang viabel. Hubungan onset gejala dengan viabilitas usus diuji dengan uji Fisher-exact dan diperoleh nilai p = 0,194 yang menandakan hubungan yang tidak bermakna antara kedua variabel tersebut. Kesimpulan: Tidak dijumpai hubungan signifikan antara onset gejala dengan viabilitas usus pada intususepsi pediatrik pada penelitian ini. Penelitian selanjutnya diperlukan untuk mengonfirmasi hasil penelitian ini.