Perbedaan Kadar N-Mid Osteocalcin dan Magnesium pada Penderita Osteoartritis Berat dan Tidak Berat

Abstract

Background: Osteoarthritis (OA) is a degenerative joint disease, characterized by erosion of articular cartilage. OA is the most common form of arthritis and a major cause of pain and disability. Recently, the potential use of biomarkers for the diagnosis and monitoring of osteoarthritis has been widely used. Various biomarkers, such as C- or N-propeptide of type II procollagen; N-propeptide from type I and type III collagen; collagen type II neoepitope; C-telopeptide from type I and type II (CTX-II) collagen; Matrix metalloproteases, C-reactive protein, N-MID Osteocalcin and magnesium have previously been explored for use in the diagnosis of OA. Methods: This research is an observational study with cross sectional data collection method. This study took blood samples from patients with severe OA and non-severe OA who came to the Orthopedic Surgery and Traumatology Polyclinic as many as 35 patients. Samples were checked only once for N-MID Osteocalcin and Magnesium. The research was conducted after obtaining ethical approval and informed consent. Result And Discussion: There were 30 female subjects (85.7%). The mean age of the subjects was 64.17 years with the youngest age being 48 years and the oldest being 80 years. Using the Independent T test showed that there was no significant difference in magnesium levels based on the severity of osteoarthritis (p = 0.226). Using the Independent T test showed that there was no significant difference in N-Mid Osteocalcin levels based on the severity of osteoarthritis (p = 0.212). Conclusions and suggestions: There was no significant difference in the levels of N-Mid Osteocalcin and Magnesium based on the severity of osteoarthritis. Further research is needed to involve subjects with more varied characteristics in osteoarthritis patients.

Latar Belakang : Osteoarthritis (OA) adalah penyakit sendi degeneratif, ditandai dengan erosi tulang rawan articular. OA merupakan bentuk arthritis yang paling umum ditemui dan merupakan penyebab utama timbulnya nyeri dan disabilitas. Baru-baru ini, potensi penggunaan penerapan biomarker sebagai diagnosis dan pemantauan osteoartritis telah banyak digunakan. Berbagai macam biomarker, seperti C- atau N-propeptida dari prokolagen tipe II; N-propeptida dari kolagen tipe I dan tipe III; jenis kolagen II neoepitope; C-telopeptida dari kolagen tipe I dan tipe II (CTX-II); metaloprotease matriks, C- reaktif protein, N-MID Osteocalcin dan magnesium telah dieksplorasi sebelumnya penggunann sebagai diagnosis OA. Metode : Penelitian ini merupakan studi observasional dengan metode pengumpulan data secara Cross sectional. Penelitian ini mengambil sample darah pasien OA berat dan OA tidak berat yang dating ke Poliklinik Ilmu Bedah Orthopedi dan Traumatologi sebanyak 35 pasien. Sample diperiksa hanya satu kali untuk N-MID Osteocalcin dan Magnesium. Penelitian dilaksanakan setelah mendapat ethical approval dan informed consent. Hasil dan Pembahasan : Subyek berjenis kelamin perempuan berjumlah 30 orang (85,7%). Rerata usia subyek adalah 64,17 tahun dengan usia termuda 48 tahun dan usia tertua 80 tahun. Dengan menggunakan uji T Independent menunjukkan bahwa tidak ditemukan perbedaan kadar magnesium yang signifikan berdasarkan derajat keparahan osteoartritis (p = 0,226). Dengan menggunakan uji T Independent menunjukkan bahwa tidak ditemukan perbedaan kadar N-Mid Osteocalcin yang signifikan berdasarkan derajat keparahan osteoartritis (p = 0,212). Simpulan dan saran: Tidak ditemukan perbedaan kadar N-Mid Osteocalcin dan Magnesium yang signifikan berdasarkan derajat keparahan osteoarthritis Diperlukan penelitian lanjutan untuk melibatkan subyek dengan karakteristik yang lebih bervariasi pada pasien Osteortritis.