dc.description.abstract | Latar Belakang
Disfagia pasca stroke adalah prediktor independen dari hasil luaran yang buruk, dimana
risiko terkena pneumonia tiga kali lebih tinggi sehingga membutuhkan masa rawat
lebih lama, menyebabkan disabilitas dan resiko kematian. Sebagian besar alat
penapisan disfagia tidak benar-benar menggambarkan kemampuan menelan karena
hanya menilai konsistensi cair.
Tujuan
Penelitian bertujuan untuk melihat hubungan disfagia terhadap risiko pneumonia, lama
rawatan, disabilitas dan kematian pada pasien stroke dengan Metode Gugging
Swallowing Screen (GUSS).
Metode
Penelitian ini bersifat kohort prospektif. Sampel penelitian terdiri dari 39 pasien stroke
akut yang mengalami disfagia. Disfagia ditentukan dengan metode GUSS. Pneumonia
ditentukan berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan foto thoraks sebagai
pemeriksaan penunjang, lama rawatan dihitung sejak awal pasien masuk Instalasi
Gawat Darurat, disabilitas dinilai dengan mRS dan kematian selama fase rawatan.
Hasil
Dari 39 subjek penelitian, yang terdiri dari pasien stroke akut dengan disfagia dijumpai
rerata usia subyek adalah 58,21 ± 11,2 tahun, mayoritas berjenis kelamin perempuan
(51,3%), mayoritas suku Batak (59%), tingkat pendidikan mayoritas SMA (53,8%),
dan pekerjaan mayoritas adalah wiraswasta (38,5%). Hubungan tingkat disfagia
dengan risiko pneumonia (p = 0,011) RR(95% CI) = 5,176 (1,258-21,295), lama
rawatan (p = 0,807), disabilitas (p = 0,001) dengan nilai korelasi yang diperoleh adalah
-0,751 dan kematian (p = 0,002) RR(95% CI) = 1,692 (1,195-2,396).
Kesimpulan
Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat disfagia dengan risiko pneumonia,
disabilitas dan kematian (p<0.05). Namun tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara disfagia dengan lama rawatan. | en_US |