dc.description.abstract | Latar Belakang: Thalasemia Beta adalah kelainan hemoglobin bawaan akibat
mutasi genetik yang menyebabkan penurunan atau tidak adanya sintesis rantai
globin Beta. Pasien dengan thalasemia membutuhkan transfusi darah secara
reguler dan terapi kelasi besi sepanjang hidupnya. Plasminogen Aktivator
Inhibitor – 1 (PAI–1) adalah serine protease inhibitor (serpine) yang berfungsi
sebagai penghambat utama tissue Plasminogen Activator (tPA) dan urokinase
Plasminogen Activator (uPA). Peningkatan PAI-1 merupakan faktor resiko
terhadap kejadian thrombosis dan aterosklerosis.
Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional dengan metode
pengumpulan data secara Cross sectional. Penelitian ini mengambil sample darah
pasien anak dengan Thalasemia Beta Mayor yang reguler transfusi di RSUP HAM
sebanyak 32 pasien. PAI – 1 hanya diperiksa sebanyak satu kali sebelum pasien
melakukan transfusi darah. Penelitian dilaksanakan setelah mendapat ethical
approval dan informed consent.
Hasil dan Pembahasan: 19 anak laki-laki (64.7%) dan 12 anak perempuan
(35,3%) dengan usia termuda 1 tahun dan tertua 18 tahun. Dengan menggunakan
uji korelasi Spearman menjunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan
antara lama transfusi dengan kadar PAI-1 (p = 0,001) dengan nilai korelasi (r)
yang diperoleh adalah 0,546. Dengan menggunakan uji korelasi Spearman juga
ditemukan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara total transfusi dengan
kadar PAI-1 (p = 0,004) dengan nilai korelasi (r) yang diperoleh adalah 0,500.
Kedua hal ini mengindikasikan bahwa semakin lama subjek anak ditransfusi,
maka akan diikuti dengan semakin meningkatnya kadar PAI-1.
Simpulan dan saran: Terjadi peningkatan kadar PAI-1 seiring dengan
bertambahnya frekuensi transfusi darah pada pasien anak dengan Thalasemia.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui patogenesis thrombosis
dan ateroklerosis pada pasien anak dengan Thalasemia Beta Mayor yang reguler
transfusi darah. | en_US |