Hubungan Karakteristik Demografi dengan Kejadian TB Paru di Kota Medan
View/ Open
Date
2013Author
Suraini, Yusmarita
Advisor(s)
Amir, Zainuddin
Metadata
Show full item recordAbstract
Medan city as the capital town of North Sumatera Province has high prevalence
for lung tuberculosis. Based on the data from General Hospital H. Adan Malik
Medan in 2007, it showed that the suspect on lung tuberculosis was for 2,480
cases with new positive BTA for 187 cases (CDR 3.4.650/") from the total
population for 222,496 persons. The objective of this research was to know the relationship of the characteristics of demography with the event of lung
tuberculosis in Medan city. This research used observational analytical research design with cross sectional approach. The sample of the research was all patients of lung tuberculosis aged >18 years old in Medan city for 126 persons. The data was collected through direct interview sing questionnaire. The collected data was then analyzed using Chi-Square and then followed with Logistics Regression Test. The results of research showed that event of lung tuberculosis based of characteristic t@ majority were male (57.1%), based of characteristic aged 18- 45 years old (62.7%). Based on the education background the majority patient of lung tuberculosis with high education (60,3%). In general, the income of the patients was between Rp 1,500,000 - Rp 3,000,000 for 76.2% The patients of the lung tuberculosis with work status for 70.6%. The results of diagnosis patient the lung tuberculosis have BTA (+) for 76 persons (60.3%) and BTAO for 50
persons (39,79/0). Statistically, with chi-square test, it was known that gender (p- value : 0,833), age (p-value : 0,611), education (p-value : 0666), and income (p-value_: 0,186) did not have significant relationship with the occurrence of lung tuberculosis. Whereas, occupation status (p-value: 0,012) had significant relationship with the occurrence of lung tuberculosis in Medan city. Conclusion of research that gender, age, education, and income did not have significant relationship with the occurrence of lung tuberculosis. Whereas, occupation status had significant relationship with the occurrence of lung tuberculosis in Medan city. It is suggested for the patients of lung tuberculosis to follow healthy lifestyle behavior since the germs of lung tuberculosis are available among us and get medical checking up once suffering cough for more than 3 weeks. For the worker it is suggested to close their mouth at the time of cough with handkerchief or tissue. The sufferers should not spit in any place, but in a determined place and throw up and buried with the soil. Kota Medan merupakan ibukota propinsi Sumatera Utara yang masih memiliki
prevalensi penderita TB Paru cukup tinggi. Berdasarkan data RSUP. H. Adam
Malik Medan tahun 2007, menunjukkan bahwa suspek TB paru sebanyak 2.480 kasus dengan BTA positif baru sebanyak 187 kasus (CDR 34,65010) dari jumlah penduduk 222.496 jiwa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik demogafi dengan kejadian TB Paru di Kota Medan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik observasional dengan pendekatan Cross sectional. Sampel penelitian adalah seluruh pasien TB paru Tersangka usia > 18 tahun di Kota Medan, sebanyak 126 orang. Data dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner. Data yang sudah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan Chi square dan dilanjutkan dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian TB Paru berdasarkan karakteristik jenis kelamin sebagian besar adalah Iaki-laki (57,1%), sementara berdasarkan karakteristik umur yaitu antara 1845 tahun (62,7%). Berdasarkan latar belakang pendidikan sebagian besar pasien TB paru memiliki pendidikan tinggi (60,3% ). Pada umumnya pasien TB Paru memiliki antara Rp. 1.500.000 - Rp. 3.000.00O yaitu sebanyak 76,2%. Pasien TB Paru memiliki status pekerjaan yaitu bekerja sebesar 70,6%. Hasil diagrosa pasien TB paru diperoleh BTA (+) sebanyak 76 orang (60,3%), dan BTA () sebanyak 50 orang (39,7%). Secara statistik uji chi-squre diketahui bahwa jenis kelamin (p-value = 0,833), umur (p-value : 0,611), pendidikan (p-value : 0,566), dan pendapatan (p-value : 0,186) tidak berhubungan secara signifikan dengan kejadian TB Paru. Sementara status pekerjaan (p-value : 0,012) memiliki secara signifikan dengan kejadian TB Paru di Kota Medan. Kesimpulan penelitian ini bahwa variabel jenis kelamin, umur, pendidikan dan pendapatan tidak berhubungan secara signifikan dengan kejadian TB Paru. Sementara status pekerjaan memiliki hubungan secara signifikan dengan kejadian TB Paru di Kota
Medan. Disarankan bagi para pekerja agar menjalankan pola dan perilaku hidup sehat dan bersih, karena setiap saat kuman TB Paru ada di antara kita dan segera periksa ke sarana pelayanan kesehatan terdekat bila timbul batuk lebih dari 3 minggu. Bagi penderita TB Paru agar menutup mulut pada waktu batuk dan bersin dengan sapu tangan atau tisu. Penderita TB Paru juga agar tidak meludah disembarang tempat, tetapi di wadah yang diberi kemudian dibuang dalam lobang dan ditimbun dengan tanah.