• Login
    View Item 
    •   USU-IR Home
    • Faculty of Cultural Sciences
    • Master Theses (Linguistics)
    • View Item
    •   USU-IR Home
    • Faculty of Cultural Sciences
    • Master Theses (Linguistics)
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Tradisi Mamongkot Rumah pada Masyarakat Batak Simalungun : Kajian Antropolinguistik

    View/Open
    Fulltext (9.831Mb)
    Date
    2015
    Author
    Saragih, Mery Chris Isabella
    Advisor(s)
    Sibarani, Robert
    Pujiati
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    This study discusses the tradition mamongkot simalungun home in Batak society, through determine Antropolinguistik approach. This study uses qualitative search. The focus of this study was to determina how performasni, text structure, and how the local wisdom in tradition of the house mamongkot Simelungun Batak society pricesely in the village Hapoltakan Raya subdistrict, district Simalungun North Sumatra, by using modern antropolinguistik analysis and using the parameters of connectedness, kebernilaian, and sustainability. Especially for the structure of the text, will be analyzed by using the theory of morphological, syntactic, and pragmatic and keep using parameters connectedness, kebernilaian, and sustainability. Data collected through written documents, observation, and interviews with several informants who were born and lived in the village Hapoltakan Kingdom, as well as traditional leaders worked at least 50 years. Performance in the tradition of the house on Batak mamongkot Simalungun in picture understanding of society we conducted observations in Hapoltakan Kingdom at the time of entering the new home. Then its performance is Pastor unlock, Tondong Jabu opened the door, Tondong jabu manogu hasuhuton into the house, they sat on a mat of pandanus, then give Boras Tenger on their heads. Furthermore Tondong Jabu give dayok Binatur, giving hiou sakkut-sakkut, and advising hasuhuton. Furthermore, the structure of the text on the display on the home mamongkot Simalungun batak community in the village there are 9 umpasa Hapoltakan, 8 counsel, 3 prayer, and one singing. Further to the text of each local wisdom is there should be representing each text. The result of the discussion and the research result that 90% of the display of each performance is implemented. Only umpasa to eat together is rarely spoken/ displayed. The most numerous are the Tondong jabu role. Then, Pastor is also involved in the event mamongkot home. There are similarities between modern antropolinguistik analysis of the structure of the text, namely between indeksikalitas and structures generated text any text, namely the theory of pragmatics, especially deiksil. Furthermore, the structure of the text contains more kompositum or plural. Then the meaning illocutionary pragmatic terms. The structure of the text more umpasa illocutionary implies in terms of pragmatic; for podah/ advice more containing compound / kompositum terms of morphology; for prayer deiksis contains more pragmatic terms; for singing only deiksis namely to pronouns. Text or realization of linguistic structure that is formed is said in terms of morphology is a compound word or kompositum, denotative meaning and the meaning of culture / connotative, in terms of active syntatic declarative and imperative setences, pragmatic terms in the form of illocutionary and deiksis. Local Kaerifan that tere is areligious value, the value of solidarity, values of gratitude, prosperous values, social values, value harmony, and the preservation of cultural values.
     
    Penelitian ini membahas tentang tradisi mamongkot rumah pada masyarakat Batak Simalungun, melalui pendekatan Antropolinguistik. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana performasni, struktur teks, dan bagaimana kearifan lokal pada tradisi mamongkot rumah pada masyarakat Batak simalungun tepatnya di desa Hapoltakan Raya, Kecamatan Raya, kabupaten Simanlungun Sumatera Utara, dengan menggunakan analisis antropolinguistik modern dan menggunakan parameter keterhubungan, kebernilaian, dan keberlanjutan. Khusus untuk struktur teks, akan dianalisis dengan menggunakan teori morfologi, sintaksis, dan pragmatic dan tetap menggunakan parameter keterhubungan, kebernilaian, dan keberlanjutan. Pengumpulan data dilakukan melalui dokumen tertulis, observasi, dan wawancara terhadap beberapa orang informan yang lahir dan tinggal di Desa Hapoltakan Raya, serta berprofesi sebagai tokoh adat minimal 50 tahun. Performansi pada tradisi momongkot rumah pada masyarakat Batak Simalungun di gambaran pemahaman masyarakat maka dilakukanlah observasi di Hapoltakan raya pada saat memasuki rumah baru. Maka performansinya adalah Pendeta membuka kunci, Tondong jabu membuka pintu, Tondong Jabu manogu hasuhuton ke dalam rumah, mendudukkan mereka di atas tikar pandan, kemudian memberikan boras tenger di kepala mereka. Selanjutnya Tondong jabu memberikan dayok binatur, memberikan hiou sakkut-sakkut, dan memberikan nasehat kepada pihak hasuhuton. Selanjurtnya, struktur teks pada tampilam mamongkot rumah pada masyarakat Batak Simalungun di Desa Hapoltakan Raya ada 9 umpasa, 8 nasehat, 3 doa, dan 1 nyanyian. Selanjutnya untuk kearifan lokalnya adalah tiap teks harus ada mewakili tiap teks. Hasil pembahasan dan penelitian diperoleh hasil bahwa 90% tampilan dari setiap performansi masih dilaksanakan. Hanya saja umpasa untuk makan bersama sudah jarang diucapkan/ditampilkan. Yang paling banyak berperan adalah pihak Tondong Jabu. Kemudian, pendeta juga ikut terlibat dalam acara mamongkot rumah. Ada persmaan yang terdapat antara analisis antropolinguistik modern dengan struktur teks, yaitu antara indeksikalitas dan struktur teks yang dihasilkan setiap teks, yaitu pada teori Pragmatik, khususnya deiksis. Selanjutnya, struktur teks tersebut lebih banyak mengandung kompositum atau kata majemuk., kemudian makna ilokusi dari segi pragmatic. Struktur teks dari umpasa lebih banyak mengandung makna ilokusi dari segi pragmatik; untuk podah/nasehat lebih banyak mengandung kata majemuk/kompositum dari segi morfologi; untuk doa lebih banyak mengandung deiksis dari segi pragmatik; untuk nyanyian hanya deiksis yaitu untuk kata ganti. Struktur teks atau realisasi linguistik yang terbentuk adalah kata dari segi morfologi yaitu kata majemuk atau kompositum, mengandung makna denotatif dan makna kebudayaan/konotatif, dari segi sintaksis kalimat aktif deklaratif dan imperatif, dari segi pragmatic dalam bentuk ilokusi dan deiksis. Kearifan lokal yang terdapat adalah kearifan rasa syukur, kearifan kesopansantunan, kearifan kerukunan, kearifan gotong royong, dan kearifan kelestarian alam.

    URI
    https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/50536
    Collections
    • Master Theses (Linguistics) [508]

    Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara (RI-USU)
    Universitas Sumatera Utara | Perpustakaan | Resource Guide | Katalog Perpustakaan
    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    All of USU-IRCommunities & CollectionsBy Issue DateTitlesAuthorsAdvisorsKeywordsTypesBy Submit DateThis CollectionBy Issue DateTitlesAuthorsAdvisorsKeywordsTypesBy Submit Date

    My Account

    LoginRegister

    Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara (RI-USU)
    Universitas Sumatera Utara | Perpustakaan | Resource Guide | Katalog Perpustakaan
    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV