Show simple item record

dc.contributor.advisorSibarani, Robert
dc.contributor.advisorPujiati
dc.contributor.authorSaragih, Mery Chris Isabella
dc.date.accessioned2022-10-07T05:09:40Z
dc.date.available2022-10-07T05:09:40Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/50536
dc.description.abstractThis study discusses the tradition mamongkot simalungun home in Batak society, through determine Antropolinguistik approach. This study uses qualitative search. The focus of this study was to determina how performasni, text structure, and how the local wisdom in tradition of the house mamongkot Simelungun Batak society pricesely in the village Hapoltakan Raya subdistrict, district Simalungun North Sumatra, by using modern antropolinguistik analysis and using the parameters of connectedness, kebernilaian, and sustainability. Especially for the structure of the text, will be analyzed by using the theory of morphological, syntactic, and pragmatic and keep using parameters connectedness, kebernilaian, and sustainability. Data collected through written documents, observation, and interviews with several informants who were born and lived in the village Hapoltakan Kingdom, as well as traditional leaders worked at least 50 years. Performance in the tradition of the house on Batak mamongkot Simalungun in picture understanding of society we conducted observations in Hapoltakan Kingdom at the time of entering the new home. Then its performance is Pastor unlock, Tondong Jabu opened the door, Tondong jabu manogu hasuhuton into the house, they sat on a mat of pandanus, then give Boras Tenger on their heads. Furthermore Tondong Jabu give dayok Binatur, giving hiou sakkut-sakkut, and advising hasuhuton. Furthermore, the structure of the text on the display on the home mamongkot Simalungun batak community in the village there are 9 umpasa Hapoltakan, 8 counsel, 3 prayer, and one singing. Further to the text of each local wisdom is there should be representing each text. The result of the discussion and the research result that 90% of the display of each performance is implemented. Only umpasa to eat together is rarely spoken/ displayed. The most numerous are the Tondong jabu role. Then, Pastor is also involved in the event mamongkot home. There are similarities between modern antropolinguistik analysis of the structure of the text, namely between indeksikalitas and structures generated text any text, namely the theory of pragmatics, especially deiksil. Furthermore, the structure of the text contains more kompositum or plural. Then the meaning illocutionary pragmatic terms. The structure of the text more umpasa illocutionary implies in terms of pragmatic; for podah/ advice more containing compound / kompositum terms of morphology; for prayer deiksis contains more pragmatic terms; for singing only deiksis namely to pronouns. Text or realization of linguistic structure that is formed is said in terms of morphology is a compound word or kompositum, denotative meaning and the meaning of culture / connotative, in terms of active syntatic declarative and imperative setences, pragmatic terms in the form of illocutionary and deiksis. Local Kaerifan that tere is areligious value, the value of solidarity, values of gratitude, prosperous values, social values, value harmony, and the preservation of cultural values.en_US
dc.description.abstractPenelitian ini membahas tentang tradisi mamongkot rumah pada masyarakat Batak Simalungun, melalui pendekatan Antropolinguistik. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana performasni, struktur teks, dan bagaimana kearifan lokal pada tradisi mamongkot rumah pada masyarakat Batak simalungun tepatnya di desa Hapoltakan Raya, Kecamatan Raya, kabupaten Simanlungun Sumatera Utara, dengan menggunakan analisis antropolinguistik modern dan menggunakan parameter keterhubungan, kebernilaian, dan keberlanjutan. Khusus untuk struktur teks, akan dianalisis dengan menggunakan teori morfologi, sintaksis, dan pragmatic dan tetap menggunakan parameter keterhubungan, kebernilaian, dan keberlanjutan. Pengumpulan data dilakukan melalui dokumen tertulis, observasi, dan wawancara terhadap beberapa orang informan yang lahir dan tinggal di Desa Hapoltakan Raya, serta berprofesi sebagai tokoh adat minimal 50 tahun. Performansi pada tradisi momongkot rumah pada masyarakat Batak Simalungun di gambaran pemahaman masyarakat maka dilakukanlah observasi di Hapoltakan raya pada saat memasuki rumah baru. Maka performansinya adalah Pendeta membuka kunci, Tondong jabu membuka pintu, Tondong Jabu manogu hasuhuton ke dalam rumah, mendudukkan mereka di atas tikar pandan, kemudian memberikan boras tenger di kepala mereka. Selanjutnya Tondong jabu memberikan dayok binatur, memberikan hiou sakkut-sakkut, dan memberikan nasehat kepada pihak hasuhuton. Selanjurtnya, struktur teks pada tampilam mamongkot rumah pada masyarakat Batak Simalungun di Desa Hapoltakan Raya ada 9 umpasa, 8 nasehat, 3 doa, dan 1 nyanyian. Selanjutnya untuk kearifan lokalnya adalah tiap teks harus ada mewakili tiap teks. Hasil pembahasan dan penelitian diperoleh hasil bahwa 90% tampilan dari setiap performansi masih dilaksanakan. Hanya saja umpasa untuk makan bersama sudah jarang diucapkan/ditampilkan. Yang paling banyak berperan adalah pihak Tondong Jabu. Kemudian, pendeta juga ikut terlibat dalam acara mamongkot rumah. Ada persmaan yang terdapat antara analisis antropolinguistik modern dengan struktur teks, yaitu antara indeksikalitas dan struktur teks yang dihasilkan setiap teks, yaitu pada teori Pragmatik, khususnya deiksis. Selanjutnya, struktur teks tersebut lebih banyak mengandung kompositum atau kata majemuk., kemudian makna ilokusi dari segi pragmatic. Struktur teks dari umpasa lebih banyak mengandung makna ilokusi dari segi pragmatik; untuk podah/nasehat lebih banyak mengandung kata majemuk/kompositum dari segi morfologi; untuk doa lebih banyak mengandung deiksis dari segi pragmatik; untuk nyanyian hanya deiksis yaitu untuk kata ganti. Struktur teks atau realisasi linguistik yang terbentuk adalah kata dari segi morfologi yaitu kata majemuk atau kompositum, mengandung makna denotatif dan makna kebudayaan/konotatif, dari segi sintaksis kalimat aktif deklaratif dan imperatif, dari segi pragmatic dalam bentuk ilokusi dan deiksis. Kearifan lokal yang terdapat adalah kearifan rasa syukur, kearifan kesopansantunan, kearifan kerukunan, kearifan gotong royong, dan kearifan kelestarian alam.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectAntropolinguistiken_US
dc.subjectAntropolinguistik Modernen_US
dc.subjectPerformansien_US
dc.subjectStruktur Teksen_US
dc.subjectKearifan Lokalen_US
dc.subjectKompositumen_US
dc.subjectSintaksisen_US
dc.subjectPragmaticen_US
dc.titleTradisi Mamongkot Rumah pada Masyarakat Batak Simalungun : Kajian Antropolinguistiken_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM137009010
dc.identifier.nidnNIDN0012026401
dc.identifier.nidnNIDN0004126208
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI79102#Linguistik
dc.description.pages270 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record