Nilai Skor CHA2DS2-VASC-HSF Sebagai Prediktor Kejadian Nefropati yang Diinduksi Kontras pada Pasien Sindroma Koroner Akut yang Menjalani Prosedur Intervensi Koroner Perkutan
View/ Open
Date
2018Author
Parlindungan, Herman William
Advisor(s)
Hasan, Refli
Andra, Cut Aryfa
Metadata
Show full item recordAbstract
Background: Contrast Induced Nephropathy (CIN) is a serious issue after Percutaneous Coronary Intervention (PCI) for Acute Myocardial Infarction (AMI) patients. The development of CIN is associated with increased in-hospital and long-term morbidity and mortality despite succesful early coronary revascularization. The CHA2DS2-VASC –HSF score has been reported recently to predict coronary artery severity, adverse clinical outcomes so is CIN in patients with AMI regardless of having atrial fibrillation. We investigated predictive value of CHA2DS2-VASC-HSF score with CIN in patients with AMI who underwent PCI strategies.
Method: This is an ambispective cohort study of 53 patients with AMI who were admited at cardiac care unit in our centre and underwent PCI. The CHA2DS2-VASC-HSF score was calculated for each patient. From this study 14 cases (26.4%) with overall prevalence 16.83% of CIN were diagnosed. CIN was defined as a rise in serum creatinine >0,5 mg/dL or >25% increase in baseline within 24 hours after PCI.
Results: In the ROC curve analysis, the cut-off value of CHA2DS2-VASC-HSF score in the prediction of CIN was > 5 with a sensitivity of 78.57% and specificity of 66.6% (AUC 0.818, 95%:CI 3.018-6.142, p<0.001). From linear regression formula we also identified the value of CHA2DS2-VASC-HSF to predict the probability of CIN for each of its score.
Conclusion: The CHA2DS2-VASC-HSF score was positively associated with CIN. Therefore, it can be used as a simple and reliable tools to predict CIN in AMI patients who underwent PCI. Latar Belakang: Contrast Induced Nephropathy (CIN) merupakan suatu permasalahan yang serius yang dapat dijumpai pada pasien Infark Miokar Akut (IMA) paska intervensi koroner perkutan (IKP). Adanya perkembangan CIN pada pasien rawatan di rumah sakit walaupun dengan tindakan revaskularisasi koroner segera dapat meningkatkan angka morbiditas serta mortalitas baik selama rawatan maupun luaran jangka panjang. Pada penelitian baru-baru ini, skor CHA2DS2-VASC-HSF dilaporkan dapat memprediksi severitas arteri koroner serta kejadian kardiovaskular mayor (KKVM) begitu juga CIN pada pasien IMA tanpa adanya atrial fibrilasi. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai skor CHA2DS2-VASC sebagai prediktor CIN pada pasien IMA yang menjalani prosedur IKP.
Metode: Studi ini merupakan suatu studi kohort ampispektif pada 53 orang pasien IMA yang dirawat pada instalasi rawatan jantung dan menjalani prosedur IKP. Skor CHA2DS2-VASC-HSF dihitung pada masing-masing pasien. Dari studi ini didapatkan 14 kasus (26.4%) dengan total prevalensi CIN sebesar 16.83%. CIN didefinisikan dengan peningkatan serum kreatinin >0,5 mg/dL atau peningkatan serum kreatinin >25% dari baseline dalam 24 jam paska IKP.
Hasil: Melalui analisis kurva ROC, didapati nilai titik potong skor CHA2DS2-VASC-HSF > 5sebagai prediktor CIN dengan sensitivitas sebesar 78.57% dan spesifisitas sebesar 66.6%% (AUC 0.818, 95%:CI 3.018-6.142, p<0.001). Dengan mendapatkan persamaan dari penilaian regresi linear juga didapati probabilitas terjadinya CIN sesuai dengan nilai skor CHA2DS2-VASC-HSF.
Kesimpulan: Skor CHA2DS2-VASC-HSF mempunyai hubungan yang positif dengan CIN. Oleh karena itu, skor ini dapat digunakan sebagai suatu sistem skoring yang sederhana dan dapat digunakan sebagai prediktor kejadian CIN pada pasien IMA yang menjalani prosedur IKP.
Collections
- Master Theses [96]