Show simple item record

dc.contributor.advisorSetia, Eddy
dc.contributor.advisorSaragih, Amrin
dc.contributor.advisorHanafiah, Ridwan
dc.contributor.authorSiahaan, Hiace Vega Fernando
dc.date.accessioned2022-11-02T08:12:58Z
dc.date.available2022-11-02T08:12:58Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/52787
dc.description.abstractPenelitian ini mengkaji penggunaan metafungsi bahasa pada khotbah Minggu di gereja HKBP kota Medan serta realisasinya dalam revolusi industri 4.0 dengan menggunakan teori Linguistik Sistemik Fungsional. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menemukan jenis metafungsi bahasa yang digunakan pada khotbah Minggu di gereja HKBP kota Medan, (2) mendeskripsikan realisasi penggunaan jenis metafungsi bahasa pada khotbah Minggu di gereja HKBP kota Medan serta mendeskripsikan realisasi penggunaan jenis metafungsi bahasa pada khotbah Minggu di gereja HKBP kota Medan dalam era revolusi industri 4.0 dibandingkan dengan realisasi dalam era saat ini, dan (3) mendeskripsikan perubahan realisasi penggunaan jenis metafungsi bahasa pada khotbah Minggu itu terjadi pada era revolusi industri 4.0. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data pada penelitian ini adalah klausa yang terdapat pada khotbah Minggu yang bersumber dari tujuh belas rekaman khotbah Minggu yang telah ditranskripsikan dalam bentuk teks. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan model analisis data interaktif. Berdasarkan pada hasil penelitian, penelitian ini menunjukkan bahwa (1) ketiga jenis metafungsi bahasa yaitu: fungsi ideasional, fungsi interpersonal dan fungsi tekstual ternyata digunakan oleh para pendeta dalam penyampaian khotbah Minggu di gereja HKBP kota Medan, (2) realisasi penggunaan ketiga jenis metafungsi bahasa tersebut sebagai berikut: yang pertama, fungsi ideasional yang terdiri atas fungsi eksperiensial dan fungsi logika. Berdasarkan pada analisis data, ditemukan bahwa dari enam jenis proses dalam fungsi eksperiensial, ternyata proses material lebih cenderung digunakan dengan persentase penggunaannya 36%. Sementara itu dari sepuluh jenis hubungan logika pada fungsi logika, hanya sembilan jenis hubungan logika yang ditemukan yaitu: parataksis elaborasi, parataksis ekstensi, parataksis enhansi, parataksis lokusi, hipotaksis elaborasi, hipotaksis ekstensi, hipotaksis enhansi, hipotaksis lokusi dan hipotaksis ide dengan persentase kemunculan yang berbeda-beda. Sementara itu, hubungan logika yang tidak ditemukan adalah hubungan logika parataktis ide. Parataksis ide tidak ditemukan dalam penelitian ini dikarenakan dalam bahasa Indonesia proses mental tidak memproyeksikan secara langsung klausa terproyeksi seperti proses mental dalam bahasa Inggris. Dari sembilan jenis hubungan logika tersebut, parataksis ekstensi mendominasi penggunaannya dalam penyampaian khotbah Minggu dengan persentasenya 29%. Yang kedua, realisasi fungsi interpersonal ditemukan bahwa dominasi penggunaan modus yang digunakan dalam penyampaian khotbah Minggu adalah modus indikatif deklaratif positif dengan persentasenya 82%. Sementara itu, untuk realisasi modalitas dalam penyampaian khotbah Minggu, lebih dominan menggunakan modalitas modalisasi dengan persentase 65%. Yang ketiga, realisasi fungsi tekstual dalam pengembangan tema-rema ditemukan bahwa dari delapan pola pengembangan tema-rema hanya ada lima pola pengembangan tema-rema yang ditemukan yaitu: a) Pola Tema ke Tema dengan persentase 45%, b) Pola Rema ke Tema dengan persentase 32%, c) Pola Rema ke Rema dengan persentase 13%, d) Pola Tema ke Rema dengan persentase 6%, dan e) Pola Sungsang Rema ke Tema dengan persentase 4%. Dengan demikian, pola pengembangan tema-rema yang dominan digunakan adalah pola pengembangan tema ke tema. Sementara itu realisasi penggunaan metafungsi bahasa pada khotbah Minggu dalam era revolusi industri 4.0 dibandingkan dengan realisasi saat ini tidak akan sama karena adanya perubahan konteks sosial yang dalam hal ini konteks sosial revolusi industri 4.0, (3) alasan perubahan realisasi penggunaan metafungsi bahasa tersebut dikarenakan media penyampaian khotbah Minggu berbeda, yaitu penyampaian khotbah Minggu secara langsung di gereja dan penyampaian khotbah Minggu secara digital. Selain itu, para pendeta juga lebih selektif lagi dalam penyusunan bahasa dalam khotbah Minggu yang akan disampaikan karena khotbah tersebut nantinya akan dapat didengarkan oleh jemaat yang tidak hanya di dalam gereja namun semua orang dapat mendengarkannya hanya dengan membuka aplikasi khotbah digital.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectMetafungsi Bahasaen_US
dc.subjectKhotbah Mingguen_US
dc.subjectRevolusi Industri 4.0en_US
dc.subjectGereja HKBPen_US
dc.titleMetafungsi Bahasa Khotbah Minggu di Gereja HKBP Kota Medan dan Realisasinya dalam Revolusi Industri 4.0en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM168107009
dc.identifier.nidnNIDN0012045708
dc.identifier.nidnNIDN0005075603
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI79002#Linguistik
dc.description.pages305 Halamanen_US
dc.description.typeDisertasi Doktoren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record