Deteksi Helicobacter Pylori pada Tonsil sebagai Reseryoir Ekstragas Trik pada Penderita Tonsilitis Kronik yang di Dilakukan Tonsilektomi

Abstract

Background: Chronic tonsillitis is an inflammation process in palatine tonsils more than 3 months and caused by therapeutic failure on recurrent episode of acute exacerbation. Helicobacter pylori is a common pathogen infected gastric mucosa. Some studies report that oral cavity especially palatine tonsils suggested as a reservoir extragastric for H. pylori and considered for failure eradication that caused by re-infection of H. pylori. Purpose: to detection the colonization of H.pylori in palatine tonsils in chronic

tonsillitis patients by using immunohistochemistry test. Methode: Research design was cross sectional on chronic tonsillitis patients who underwent tonsillectomy. Detection of H. pylori was counducted by immunohistochemistry analysis using polyclonal antibody anti-H.pylori on tonsil specimen post tonsillectomy. Result: Total samples were 31 patients; 21(67.7%) males and 10 (32,3%) females. A total of 59 tonsil tissues of 31 patients were obtained. The most common age group was 16-20 years (61,3%); with median age was 17,7 years (9-31 years). Patients with RSI>13 were 9 patients (29,0%). Using the

immunohistochemistry analysis, H.pylori was detected in 4 tonsillar tissues of

4 patients (12,9%) : which are 2(50%) males and 2(50%) females. There were

no significant differences statistically H. pylori colonization in tonsillar tissues

based on age, gender and RSI. Conclusion: Palatine tonsils proven as an extragastric reservoir for H. pylori colonization but not a target tissue; however the transmission of H.pylori is still poorly understood. Further studies about the role of tonsillar colonization of H. pylori as source re-infection after succesfull eradication in gaster are recommended

Latar Belakang: Tonsilitis kronik adalah proses inflamasi pada jaringan tonsila palatina lebih dari 3 bulan dan disebabkan oleh kegagalan terapi pada episode eksaserbasi akut yang berulang. Heliabacter pyloi merupakan baKeri patogen yang paling eering menginfeksi mukosa gaster. Beberapa peneliti berpendapat bahwa kavitas oris dalam hal ini tonsila palatina dduga berperan sebagai rcservor ekstragastrik H. pylori dan dapat mengakibafian kegagalan terapi eradikasi yang disebabkan oleh re-infeksi H.pylori. Tutuan: Mendeteksi koloni H. pyloi pada jaringan tonsila palatina pada penderlta tonsilitis kronik dengan metode imunohistokimla. iretoder Penelitian ini menggunakan desain potong lintang pada penderita tonsilitis kronik yang menjalani tonsilektomi. Deteksi H. pybn menggunakan pemeriksaan imunohistokimla dengan antibodi poliklonal anli'H. pyloi pada jaringan tonsil paska tonsilektomi. Hasil: Jumlah total sampel adalah 31 penderita; 21(67,?0/,\ laki-laki dan 10(3?3ah) perempuan. Diperoleh sebanyak 59 jaringan tonsil dari 31 penderita. Kelompok umur yang paling banyak adalah kelompok 1&20 tahun (61,37d; dengan usia rata-rata.17,7 tahun ($31 tahun). Penderita dengan RSI>13 sebanyak g pasien (29,O%). Berdasarkan hasil imunohistokimia, H. pylon terdeteksi pada 4 jaringan tonsil yang berasal dari 4 penderita (12,9o/ol; terdiri dari 2(50%) laki-laki dan 2(50%) perempuan. Tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik koloni H. pyloi di ianngan tonsil berdasarkan umur, jenis kelamin dan RSl. Kesimpulan: Tonsila palatina terbukti sebagai reseruoir ekstragastrik bagi koloni H. pylon tetapi bukanlah sebagai target organ; walaupun metode transmisi H. pyloi belum diketahui denlan jelas. Perlu penelitian lebih lanjut tentang peranan koloni H. pyloi pada janngan tonsil sebagai sumber reinfeksi setelah keberhasilan eradikasi H. pylori pada gasler.