Estimasi Durasi Berbasis Skala Resiko Pada Proyek Pembangunan Tahap III RSUD DR. Djoelham Kota Binjai

Abstract

Development project Stage III of the Regional General Hospital Dr. Djoelham, Binjai, which was carried out on July 30, 2011, implemented the deterministic duration in each activity item. However, the project could not be completed in the 182 calendar days. The deterministic duration applied in its implementation does not guarantee that it can be completed punctually; therefore, it should be implemented in each of its activity item in its critical path by involving the influence of scale ratio to complete it punctually. The estimation of risk scale-based duration in the project is aimed to classify risk indicators in a risk scale (very high, high, moderate, low) and to determine the 95% probability of the project which should be completed punctually by implementing risk scale in its activity items. The process duration estimation used qualitative and quantitative methods. Qualitative method was used to determine risk scale in each activity item, while quantitative method was used to search for the probability and optimal duration in completing the project. The estimation was oriented on optimistic duration (the fastest completion), most likely duration (the most probable completion), and pessimistic duration (the longest completion) of the activity items in the critical path, using Evaluation PERT (Evaluation and Review Technique Program) which was integrated with Monte Carlo Simulation. The result of the analysis on the project probability could be completed punctually at the maximum of 29.45%, while for the optimal duration of the probable completion was 95% in 200 days. The conclusion of the research was that the project probability value of punctual completion was small (maximum of 29.45%) which indicated that the project was not completed punctually. Compared with the realization in the field, in the duration estimation, as a whole the completion of the project needed additional effective duration for 18 days and there was only a little difference, about 3 days of the 15 days in the real field condition. This indicated that scheduling project duration by using probabilistic method was more appropriate than using deterministic method.

Proyek Pembangunan Tahap III Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djoelham Kota Binjai yang dilaksanakan pada 30 Juni 2011 lalu, mengimplementasikan durasi deterministik pada setiap item kegiatannya. Namun, realisasi di lapangan proyek tersebut tidak dapat diselesaikan tepat pada waktunya selama 182 hari kalender. Durasi deterministik yang diterapkan dalam pelaksanaan ternyata belum menjamin proyek tersebut selesai tepat waktu; maka perlu diimplementasikan pada tiap-tiap item kegiatan di lintasan kritis dengan mengikutsertakan pengaruh skala resiko guna mencapai pelaksanaan proyek tepat waktu. Estimasi durasi berbasis skala resiko pada proyek tersebut bertujuan untuk mengklasifikan indikator-indikator resiko ke dalam suatu skala resiko (sangat tinggi, tinggi, sedang dan kecil), menentukan probabilitas proyek selesai tepat waktu dan durasi optimal penyelesaiannya dengan menerapkan skala resiko terhadap item-item kegiatan di lintasan-lintasan kritis pada probabilitas 95%. Proses estimasi durasi menggunakan 2 (dua) metode yaitu kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif untuk penentuan skala-skala resiko tiap-tiap item kegiatan sedangkan metode kuantitatif untuk mencari probabilitas dan durasi optimal penyelesaian proyek. Estimasi dilakukan berorientasi pada durasi optimistic (paling cepat diselesaikan), most likely (paling mungkin diselesaikan) dan pessimistic (paling lama diselesaikan) item-item kegiatan di lintasan kritis dengan menggunakan Program Evaluation and Review Technique (PERT) yang diintegrasikan dengan Simulasi Monte Carlo. Hasil analisis probabilitas proyek dapat diselesaikan tepat waktu maksimum sebesar 29,45% sedangkan untuk durasi optimal penyelesaiannya pada probabilitas 95% adalah 200 hari. Berdasarkan hasil analisis di atas disimpulkan bahwa nilai probabilitas proyek dapat diselesaikan tepat waktu adalah sangat kecil yakni maksimum 29,45%. Hal ini berarti bahwa proyek tidak selesai tepat waktu. Bila dibandingkan dengan realisasi di lapangan, estimasi durasi proyek dalam penelitian ini untuk penyelesaian proyek secara keseluruhan memerlukan tambahan durasi efektif sebesar 18 hari, terdapat perbedaan yang cukup kecil yakni berkisar 3 hari dari 15 hari pada keadaan sebenarnya di lapangan. Artinya, penjadwalan durasi proyek dengan metode probabilistik lebih tepat digunakan dibandingkan metode deterministik.