dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis khazanah leksikon pengobatan
tradisional yang terdapat dalam naskah masyarakat Mandailing berdasarkan teori
dimensi praksis sosial dan menganalisis kesalingterhubungan, interaksi, dan
kesalingketergantungan antara mantra dan masyarakat pengguna mantra yang
terdapat dalam naskah masyarakat Mandailing. Penelitian ini dilakukan
berdasarkan pendekatan ekolinguistik. Sumber data yaitu data tulis dan data lisan.
Data tulis berasal dari naskah Poda ni Alimunan yang diperoleh dari Hutagodang,
Mandailing Natal, sedangkan data lisan adalah hasil wawancara dengan tiga orang
datu di Desa Maga Lombang, Kecamatan Lembah Sorik Marapi sebagai informan
kunci dan untuk mengecek keabsahan data. Teknik pengumpulan data
menggunakan metode simak dan analisis data dengan metode padan. Hasil
analisis dari permasalahan pertama menunjukkan bahwa leksikon pengobatan
dalam naskah Poda ni Alimunan terdiri atas 22 leksikon frasa nomina/nomina
tanaman obat, 4 leksikon yang berasal dari frasa nomina/nomina hewan, 3
leksikon yang berasal dari frasa nomina benda mati, dan 25 leksikon yang berasal
dari verba. Khazanah leksikon pengobatan tradisional tersebut dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu (1) kelompok leksikon poda ni alimunan na todinghon ni
bahaya, (2) kelompok leksikon poda ni pagar, dan (3) kelompok leksikon pagar
doa. Dalam kelompok pagar doa dijelaskan pula beberapa penyakit, cara
pengobatan, dan mantranya, yaitu penyakit morngolian do holi, morbosar
pangona sahat, matondik-tondik, dan doling-doling mata na golap. Hasil analisis
permasalahan kedua menunjukkan bahwa mantra dan masyarakat pengguna
mantra (datu) yang terdapat dalam naskah masyarakat Mandailing memiliki
kesalingterhubungan (interrelationships), interaksi (interaction), dan
kesalingtergantungan (interdepensi). Mantra bertujuan untuk menyampaikan
maksud tujuan pengobatan, sebagai wadah interaksi antara datu dengan Tuhan
ataupun dengan makhluk halus, dan tanpa adanya mantra, maka harapan ataupun
permintaan sang datu untuk menyembuhkan penyakit tidak akan tercapai.
Sebaliknya, tanpa adanya datu, doa yang ada di dalam mantra tidak akan
tersampaikan kepada Tuhan atau makhluk halus lainnya karena tidak ada yang
merapal dan memohon agar harapan tersebut dapat dikabulkan | en_US |