Ruang Berjualan pada Pasar Inpres Kota Lhokseumawe (Kajian Aspek Perilaku)
View/ Open
Date
2016Author
Andriani, Dela
Advisor(s)
Utami, Wahyu
Zahrah, Wahyuni
Metadata
Show full item recordAbstract
This research was begun from the phenomena of the use of unlimited
space at Pasar Inpres in Lhokseumawe. The behavior of using space which intervene
public space for personal interest is called territoriality behavior. The objective of
this research was to find out the influence of human territoriality behavior on setting
as the interaction between market users and their activity space. Territoriality is
emphasized on personalization, labeling, domination, and control. This research
used descriptive qualitative method with rationalistic approach. The data were
gathered by conducting field observation, based on human behavior and supported
by behavior mapping. Place Centered Mapping was done based on setting
observation and Person Centered Mapping was based on human behavior and
movement in setting.
The conclusion of the research is that territoriality behavior, based on
personalization, tends to familiarity among territory owners and between vendors
and buyers like greetings, small talks, and gathering. Territoriality based on labeling
leads to one’s behavior in labeling his territory into three forms: fixed feature
elements, semi fixed feature elements, and non-fixed feature elements. The effect of
this labeling cause broken down visualization and create wrong understanding about
territorial boundary. Besides that, based on domination, it leads to the behavior of
using public facility, roads which is used for parking lot and for selling place which
influence the circulation of market users. Meanwhile, territoriality behavior, based
on control, can be seen in the used elements, either they are massive or not, and in
the form of the owners in maintaining their territory. Penelitian ini berangkat dari fenomena penggunaan ruang tanpa batas di
Pasar Inpres Kota Lhokseumawe. Perilaku ini mengintervensi ruang umum untuk
kepentingan pribadi yang disebut juga dengan perilaku teritorialitas. Penelitian ini
dilakukan untuk menemukan gambaran pengaruh perilaku teritorialitas manusia
terhadap lingkungannya (setting) sebagai interaksi antara pengguna pasar dengan
ruang aktivitasnya. Perilaku teritorialitas dititikberatkan pada personalisasi dan
penandaan serta dominasi dan kontrol. Metode penelitian menggunakan metode
kualitatif deskriptif dengan pendekatan rasionalistik. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan observasi lapangan berdasarkan perilaku manusia yang didukung
pemetaan perilaku. Metode Place Centered Mapping digunakan berdasarkan
pengamatan setting dan metode Person Centered Maping berdasarkan perilaku dan
pergerakan manusia dalam setting.
Dari hasil analisa dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa perilaku
teritorialitas berdasarkan personalisasi cenderung kepada pengakraban antar pemilik
teritori serta antara penjual dan pembeli, seperti teguran, obrolan, dan berkumpul.
Perilaku teritorialitas berdasarkan penandaan cenderung kepada perilaku seseorang
menandai teritorinya ke dalam tiga bentuk, yaitu fixed feature elements (elemen
bentuk tetap), semi fixed feature elements (elemen bentuk semi tetap) dan non fixed
feature elements (elemen tidak tetap). Dampak penandaan ini menghasilkan
visualisasi yang berantakan dan menciptakan pemahaman yang salah mengenai batas
teritori. Selain itu, perilaku teritorialitas berdasarkan dominasi cenderung kepada
perilaku pemanfaatan ruang fasilititas umum yaitu jalan menjadi tempat parkir dan
tempat berjualan, yang berpengaruh terhadap sirkulasi pengguna pasar. Sedangkan
perilaku teritorialitas berdasarkan kontrol dapat dilihat pada elemen yang digunakan,
serta dalam bentuk perilaku pemiliknya guna menjaga teritorinya.
Collections
- Master Theses [254]