Pola Adaptasi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suka Meriah Pasca Bencana Alam Meletusnya Gunung Sinabung (Studi Deskriptif pada Masyarakat Desa Suka Meriah Kecamatan Payung Kabupaten Karo)
Abstract
Bencana alam merupakan suatu fenomena alam yang tidak dapat di hindari
manusia. Bencana alam pada umumnya akan berpengaruh besar dalam kehidupan
sosial ekonomi masyarakat karena manusia hidup tidak terlepas dari alam. Salah satu
bencana alam yang tidak dapat dihindari manusia adalah meletusnya gunung merapi.
Pada umunya banyak kehidupan masyarakat terutama petani yang mengantungkan
kehidupan sehari-hari pada lingkungan alam. Pengelolaan lingkungan alam dengan
baik mampu membatu perekonomian masyarakat. Meletusnya gunung merapi akan
berpengaruh dalam kehidupan masyarakat.
Bencana alam meletusnya Gunung Sinabung pada tanggal 18 Agustus 2010,
yang terjadi pada dini hari, mengakibatkan kepanikan pada seluruh masyarakat Karo.
Seluruh masyarakat karo yang berada di sekitar kaki Gunung Sinabung mengungsi ke
Kabanjahe dan Brastagi. Selam 2 bulan warga tidak ada melakukan aktifitas apa-apa
sehingga semua sektor perekonomian warga lumpuh total karena gagal panen. Selama
di pengungsian masyarakat hanya mengharapkan sumbangangan yang diberikan oleh
berbagai pihak. Setelah kembali kekampung halaman mereka, warga masyarakat
harus memulai memenuhi kebutuhan hidup dari modal nol, karena pengasilan mereka
telah habis di manfaatkan selama 2 bulan di pengungsian tanpa melakukan aktifitas
apa-apa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dengan pendekatan deskriptif yang mencoba menggambarkan bagaimana pola
adaptasi sosial ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat desa Suka Meriah untuk
dapat bertahan (eksis) menjalani kehidupan sehari-hari pasca bencana alam Gunung
Sinabung.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan cara
menginterpretasi data-data penelitian, baik hasil observasi maupun hasil wawancara.
Masyarakat Suka Meriah menggunakan beberapa pola adaptasi sosial ekonomi. Pola
adaptasi sosial yang dilakukan adalah dengan menjaga hubungan di lingkungan
sosial (sesama warga, keluarga) untuk dapat menjadi sebuah modal/aset sosial yang
telah terbentuk prabencana alam. Aset sosial merupakan hubungan atau jalinan sosial
yang telah warga desa kembangkan dan dibina dengan lingkungan mereka sehingga
pada kondisi ekonomi terdesak memerlukan uang mereka menggunakan modal sosial
yang dilakukan dengan meminjam uang kelurga dan memanfaatkan keteram[ilan
yang dimiliki warga. Untuk pola adaptasi ekonomi yang dapat dilakukan oleh
masyarakat Suka Meriah adalah memanfaatkan seluruh tenaga mereka dengan
menjadi BHL dan mengolah lingkungan alam mereka kembali. Sehingga kehidupan
masyarakat desa Suka Meriah saat ini identik dengan “mengadakan yang tidak ada”
dengan cara lebih mengurangi pemenuhan kebutuhan mereka sehari-hari.
Collections
- Undergraduate Theses [967]