Show simple item record

dc.contributor.advisorSitorus, Henry
dc.contributor.authorSitepu, Lonaria
dc.date.accessioned2022-11-17T02:27:28Z
dc.date.available2022-11-17T02:27:28Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/61092
dc.description.abstractBencana alam merupakan suatu fenomena alam yang tidak dapat di hindari manusia. Bencana alam pada umumnya akan berpengaruh besar dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat karena manusia hidup tidak terlepas dari alam. Salah satu bencana alam yang tidak dapat dihindari manusia adalah meletusnya gunung merapi. Pada umunya banyak kehidupan masyarakat terutama petani yang mengantungkan kehidupan sehari-hari pada lingkungan alam. Pengelolaan lingkungan alam dengan baik mampu membatu perekonomian masyarakat. Meletusnya gunung merapi akan berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Bencana alam meletusnya Gunung Sinabung pada tanggal 18 Agustus 2010, yang terjadi pada dini hari, mengakibatkan kepanikan pada seluruh masyarakat Karo. Seluruh masyarakat karo yang berada di sekitar kaki Gunung Sinabung mengungsi ke Kabanjahe dan Brastagi. Selam 2 bulan warga tidak ada melakukan aktifitas apa-apa sehingga semua sektor perekonomian warga lumpuh total karena gagal panen. Selama di pengungsian masyarakat hanya mengharapkan sumbangangan yang diberikan oleh berbagai pihak. Setelah kembali kekampung halaman mereka, warga masyarakat harus memulai memenuhi kebutuhan hidup dari modal nol, karena pengasilan mereka telah habis di manfaatkan selama 2 bulan di pengungsian tanpa melakukan aktifitas apa-apa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang mencoba menggambarkan bagaimana pola adaptasi sosial ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat desa Suka Meriah untuk dapat bertahan (eksis) menjalani kehidupan sehari-hari pasca bencana alam Gunung Sinabung. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan cara menginterpretasi data-data penelitian, baik hasil observasi maupun hasil wawancara. Masyarakat Suka Meriah menggunakan beberapa pola adaptasi sosial ekonomi. Pola adaptasi sosial yang dilakukan adalah dengan menjaga hubungan di lingkungan sosial (sesama warga, keluarga) untuk dapat menjadi sebuah modal/aset sosial yang telah terbentuk prabencana alam. Aset sosial merupakan hubungan atau jalinan sosial yang telah warga desa kembangkan dan dibina dengan lingkungan mereka sehingga pada kondisi ekonomi terdesak memerlukan uang mereka menggunakan modal sosial yang dilakukan dengan meminjam uang kelurga dan memanfaatkan keteram[ilan yang dimiliki warga. Untuk pola adaptasi ekonomi yang dapat dilakukan oleh masyarakat Suka Meriah adalah memanfaatkan seluruh tenaga mereka dengan menjadi BHL dan mengolah lingkungan alam mereka kembali. Sehingga kehidupan masyarakat desa Suka Meriah saat ini identik dengan “mengadakan yang tidak ada” dengan cara lebih mengurangi pemenuhan kebutuhan mereka sehari-hari.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.titlePola Adaptasi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suka Meriah Pasca Bencana Alam Meletusnya Gunung Sinabung (Studi Deskriptif pada Masyarakat Desa Suka Meriah Kecamatan Payung Kabupaten Karo)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM070901013
dc.identifier.nidnNIDN0028026603
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI69201#Sosiologi
dc.description.pages87 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record