Show simple item record

dc.contributor.advisorSimanihuruk, Muba
dc.contributor.authorSyahfitri, Rini
dc.date.accessioned2022-11-17T03:38:55Z
dc.date.available2022-11-17T03:38:55Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/61241
dc.description.abstractGlobalisasi merupakan suatu proses di mana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, berhubungan, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara. Akibat dari globalisasi adalah munculnya modernisasi baik dalam bidang teknologi, sosial maupun budaya. Modernisasi membuat masyarakat kepada era yang lebih maju. Ini dikarenakan modernisasi membentuk pola pikir masyarakat agar lebih modern. Modernisasi membawa dampak bagi para penganutnya baik itu dampak positif maupun dampak yang negatif. Modernisasi dapat membuat masyarakat menjadi semakin konsumtif tanpa mengetahui manfaat yang akan diperoleh dari adanya penggunaan sesuatu yang diarahkan oleh konsep modernisasi. Sama halnya dengan masyarakat perkebunan yang sedang berkembang. Mereka akan dengan terbuka menerima kemajuan-kemajuan, baik di bidang teknologi, sosial dan budaya yang masuk. Kemajuan-kemajuan tersebut dapat dilihat secara langsung dengan mulai banyaknya masyarakat perkebunan yang telah menggunakan alat-alat berteknologi canggih, seperti handphone dengan fitur lengkap. Kehidupan para buruh perkebunan ini pun memiliki keterikatan dan ketergantungan kepada pihak penguasa perkebunan sehingga hal ini menghambat gerak sosial para buruh perkebunan untuk melakukan perbaikan-perbaikan pada generasi mereka selanjutnya. Dari sinilah masyarakat perkebunan mulai menerima pengaruh globalisasi guna menuju kepada masyarakat yang modern. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi deskriptif. Di dalam pengumpulan data peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam dimana peneliti tidak hanya sekedar dapat mengamati secara langsung kondisi informan di PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Desa Tandem Hilir I Kec. Hamparan Perak Kab. Deli Serdang, tetapi juga dapat melakukan wawancara mendalam dengan mereka. Data yang diperoleh melalui teknik wawancara mendalam dengan menggunakan panduan wawancara (interview guide). Hal ini dimaksudkan untuk dapat memperoleh data yang sesuai dengan masalah yang diteliti dan tujuan dari penelitian ini, kemudian data tersebut dapat diinterpretasikan. Dari penelitian yang telah dilakukan sampai pada tahap interpretasi data, ditemukan bahwa feodalisme di dalam penelitian yang dimaksud adalah suatu paham yang menjunjung tinggi adanya atasan dan bawahan. Sehingga ada pihak yang ditindas dan pihak yang menindas. Sisa-sisa budaya feodalisme secara sadar atau tidak ternyata telah dilestarikan dalam kehidupan sehari-hari pada masyarakat perkebunan. Ini dapat dilihat dari hasil penelitian di lapangan ternyata ada pula yang sejak kecil telah bertempat tinggal dikarenakan orangtua mereka sendiri memang merupakan masyarakat asli di perkebunan. Adapun bentuk lain dari sisa-sisa budaya feodalisme yang masih dilestarikan adalah atasan yang biasanya memegang wewenang dan peranan yang sangat penting diperkebunan masih melakukan hal-hal seperti dalam pengambilan keputusan hanya segelintir orang yang dilibatkan dan orang-orang tersebut adalah dari kalangan petinggi di perkebunan juga.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.titleSisa-Sisa Budaya Feodalisme pada Masyarakat Perkebunan (Studi Deskriptif pada Masyarakat Perkebunan di PTPN II Tandem Hilir I Kec Hamparan Perak Kab Deli Serdang)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM070901049
dc.identifier.nidnNIDN0017036704
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI69201#Sosiologi
dc.description.pages88 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record