Show simple item record

dc.contributor.advisorSudarwati, Lina
dc.contributor.authorIsmail, Syahid
dc.date.accessioned2022-11-17T03:44:40Z
dc.date.available2022-11-17T03:44:40Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/61252
dc.description.abstractPondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tradisional khas Indonesia yang mampu eksis hingga saat ini. Pondok pesantren terbukti merupakan lembaga pendidikan yang unik, mandiri, dan syarat dengan kultur lokal sejak 500 tahun yang lalu. Model pendidikan barat yang diadopsi pemerintah sebagai pendidikan formal di Indonesia telah memberikan tantangan dan warna terhadap perkembangan pondok pesantren. Pesantren pun menyikapi tantangan tersebut dengan cara yang berbeda-beda, di sisi lain pesantren dituntut untuk mampu mempertahankan idealismenya sekaligus memenuhi tuntutan pragmatis dari masyarakat. Penelitian ini berlatar belakang dari melihat Pesantren Hidayatullah Medan sebagai lembaga pendidikan yang tumbuh berbasiskan pemberdayaan santri dan berkomitmen untuk menjadi pesantren yang mandiri serta beridealisme Islam. Pesantren ini dilihat memiliki metode tersendiri untuk melakukan adaptasi antara tuntutan pragmatis dengan idealisme pesantren sehingga pesantren bisa mandiri secara sosial ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui metode pemberdayaan yang berbasis santri, faktor pendorong dan penghambatnya, serta bentuk-bentuk program dan manfaatnya. Penelitian ini memaparkan mengenai metode-metode pemberdayaan santri yang dilaksanakan oleh Pesantren Hidayatullah Medan, kemudian melihat bagaimana faktor pendorong dan penghambatnya, serta apa saja bentuk-bentuk program dan manfaatnya. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pesantren Hidayatullah Medan sebagai lembaga pendidikan Islam menerapkan tiga ranah pendidikan yaitu faqahah (kedalaman pemahaman), thabiah (perangan, watak, karakter), dan kafaah (kecakapan operasional). Untuk memenuhi tiga tuntutan yaitu tuntutan pendidikan, tuntutan untuk mengurangi beban operasional pesantren, dan tuntutan dakwah maka Pesantren Hidayatullah Medan melakukan beberapa metode pemberdayaan berbasis santri di antaranya sebagai berikut: 1) dibentuknya Dewan Santri sebagai penggerak program pengkaryaan; 2) Wadah Apresiasi Potensi Santri (WAPOSI); 3) pengabdian alumni; 4) menerapkan kurikulum khas yang didesain agar mendukung program pengkaryaan; 5) kepemimpinan demokratis dan kordinasi secara buttom up. Namun, program tersebut memiliki beberapa hambatan yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang memahami usaha yang bernilai ekonomi tinggi, cenderung mengelola usaha tradisional; fasilitas berteknologi dan dana yang terbatas; serta manajemen program pengkaryaan yang kurang efektif. Hidayatullah Medan telah berhasil menjadi pesantren yang mandiri, namun terjadi penurunan saat melakukan akselerasi pembangunan dengan dukungan dana dari luar. Pesantren Hidayatullah Medan diharapkan memperbaiki sisi manajemen program dan melakukan adaptasi kreatif yang tepat dengan tetap memperhatikan keseimbangan setiap tuntutanen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectPondok Pesantrenen_US
dc.subjectPemberdayaanen_US
dc.subjectPendidikanen_US
dc.titleStrategi Mewujudkan Kemandirian Pesantren Berbasis Pemberdayaan Santri (Studi Kasus Pesantren Hidayatullah Desa Bandar Labuhan, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM090901043
dc.identifier.nidnNIDN0018036602
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI69201#Sosiologi
dc.description.pages133 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record