Show simple item record

dc.contributor.authorS, Helna Rismawati
dc.date.accessioned2022-11-17T04:41:27Z
dc.date.available2022-11-17T04:41:27Z
dc.date.issued2008
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/61353
dc.description.abstractPhilosophy of Life orang Batak terlihat pada sistem kekerabatannya . Masyarakat Batak menempatkan posisi seseorang secara pasti sejak lahir hingga mati dalam 3 posisi yang disebut DALIHAN NATOLU, yang mencerminkan sistem demokrasi kekerabatan orang Batak. Dalihan dapat diterjemahkan sebagai “tungku” dan”sahundulan” sebagai “posisi duduk”. Keduanya mengandung arti yang sama. Tiga (3) Posisi penting dalam system kekerabatan orang batak yaitu, yaitu : 1. Hula-Hula atau Tondong, yaitu kelompok orang-orang yang posisinya “di atas”, yaitu keluarga marga pihak istri sehingga di sebut Somba-Somba Marhula-hula yaitu harus hormat kepada keluarga pihak istri agar memperoleh keselamatan dan kesejahteraan. 2. Dongan Tubu, yaitu kelompok orang-orang yang posisinya “sejajar”, yaitu : teman / saudara semarga sehingga di sebut Manat Mardongan Tubu, artinya menjaga persaudaraan agar terhindar dari perseteruan. 3. Boru, yaitu kelompok orang-orang yang posisinya “di bawah”, yaitu saudara perempuan kita dan pihak marga suaminya, keluarga perempuan pihak ayah. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari disebut Elek Marboru artinya agar selalu saling mengasihi supaya mendapat berkat.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.titleNilai “Anak Ni Raja Boru Ni Raja” dalam Pengembangan Pariwisata (Studi Kasus di Kota Parapat)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM050901039
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI69201#Sosiologi
dc.description.pages85 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record