Interaksi Sosial Keluarga Poligami Suku Karo (Studi Kasus di Desa Kutarakyat, Kec Naman)
View/ Open
Date
2008Author
Sembiring, Rosalina Lanasari
Advisor(s)
Rosmiani
Metadata
Show full item recordAbstract
Dengan adanya perkawinan poligami menimbulkan permasalahan dalam
keluarga, seperti :terjadi adanya ketidakadilan suami, kecemburuan, keretakan
rumah tangga, suami meninggalkan anak, dan sebagainya. Untuk itu perlu kiranya
dilakukan penelitian agar diketahui bagaimana interaksi sosial dan konflik dalam
rumah tangga yang berpoligami. Idealnya dalam rumah tangga dapat menciptakan
suasana hubungan yang bahagia dan harmonis diantara anggota keluarga yang
dilandasi dengan rasa cinta dan kasih sayang, tetapi realitanya di dalam keluarga
sering terjadi permasalahan dan alasan ini yang sering dibuat laki-laki untuk
berpoligami, misalnya : tidak mendapat keturunan, tidak mendapat anak laki-laki,
saling mencintai, tidak ada persesuaian dengan istri pertama, dan meneruskan
hubungan kekeluargaan. Hal ini yang membuat peneliti merasa perlu untuk
melakukan penelitian, agar mengetahui apakah poligami dapat menyelesaikan
suatu permasalahan dalam rumah tangga. Adanya anggapan dari masyarakat
(pelaku poligami) bahwa poligami membawa dampak positif bagi keluarga,
pendapat ini perlu dikaji melalui penelitian Sosiologi. Yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana interaksi sosial keluarga
yang berpoligami etnis Karo dan faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya
poligami di Desa Kutarakyat, Kec. Naman.
Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi
kasus dengan Unit analisis penelitian ini adalah suami yang melakukan poligami,
istri yang dipolgami dan anak di keluarga yang berpoligami Lokasi penelitian
terletak di desa Kutarakyat, Kec. Naman Teran, Kab. Karo.
Interaksi sosial yang terjadi dalam keluarga berpoligami dapat berjalan
harmonis apabila seorang suami dapat menjalankan perannya secara adil terhadap
istri dan anak-anaknya. Sebaliknya, apabila seorang suami tidak dapat
menjalankan perannya secara adil terhadap istri dan anak-anaknya maka akan
menyebabkan tidak harmonisnya interaksi misalnya kecemburuan sesama istri,
kecemburuan sesama anak, kurangnya kasih sayang yang diterima oleh salah satu
istri atau anak dari suami tersebut. Hal inilah yang terjadi pada keluarga yang
berpoligami di desa Kutarakyat. Tidak berjalannya peran suami bisa menimbulkan
rasa tidak memiliki suami oleh istri dan ayah oleh anak. Biasanya suami yang
melakukan poligami secara diam-diam tanpa meminta persetujuan dari istri
pertamanya, ini bisa mengakibatkan keretakan rumah tangga. Setelah suaminya
menikah lagi maka istri pertama akan menjadi tulang punggung ekonomi dalam
membiayai kebutuhan rumah tangganya. Suami yang berpoligami akan
mempunyai dua peran (tutur) dalam sebuah pelaksanaan pesta yang diadakan oleh
kerabatnya. Hal ini yang akan menyebabkan suami merasa bingung, peran mana
yang terlebih dahulu untuk dijalankan. Hal ini merupakan salah satu contoh
ketidakadilan dalam keluarga yang berpoligami.
Collections
- Undergraduate Theses [967]