Show simple item record

dc.contributor.advisorRosmiani
dc.contributor.authorSembiring, Rosalina Lanasari
dc.date.accessioned2022-11-17T05:54:17Z
dc.date.available2022-11-17T05:54:17Z
dc.date.issued2008
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/61408
dc.description.abstractDengan adanya perkawinan poligami menimbulkan permasalahan dalam keluarga, seperti :terjadi adanya ketidakadilan suami, kecemburuan, keretakan rumah tangga, suami meninggalkan anak, dan sebagainya. Untuk itu perlu kiranya dilakukan penelitian agar diketahui bagaimana interaksi sosial dan konflik dalam rumah tangga yang berpoligami. Idealnya dalam rumah tangga dapat menciptakan suasana hubungan yang bahagia dan harmonis diantara anggota keluarga yang dilandasi dengan rasa cinta dan kasih sayang, tetapi realitanya di dalam keluarga sering terjadi permasalahan dan alasan ini yang sering dibuat laki-laki untuk berpoligami, misalnya : tidak mendapat keturunan, tidak mendapat anak laki-laki, saling mencintai, tidak ada persesuaian dengan istri pertama, dan meneruskan hubungan kekeluargaan. Hal ini yang membuat peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian, agar mengetahui apakah poligami dapat menyelesaikan suatu permasalahan dalam rumah tangga. Adanya anggapan dari masyarakat (pelaku poligami) bahwa poligami membawa dampak positif bagi keluarga, pendapat ini perlu dikaji melalui penelitian Sosiologi. Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana interaksi sosial keluarga yang berpoligami etnis Karo dan faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya poligami di Desa Kutarakyat, Kec. Naman. Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus dengan Unit analisis penelitian ini adalah suami yang melakukan poligami, istri yang dipolgami dan anak di keluarga yang berpoligami Lokasi penelitian terletak di desa Kutarakyat, Kec. Naman Teran, Kab. Karo. Interaksi sosial yang terjadi dalam keluarga berpoligami dapat berjalan harmonis apabila seorang suami dapat menjalankan perannya secara adil terhadap istri dan anak-anaknya. Sebaliknya, apabila seorang suami tidak dapat menjalankan perannya secara adil terhadap istri dan anak-anaknya maka akan menyebabkan tidak harmonisnya interaksi misalnya kecemburuan sesama istri, kecemburuan sesama anak, kurangnya kasih sayang yang diterima oleh salah satu istri atau anak dari suami tersebut. Hal inilah yang terjadi pada keluarga yang berpoligami di desa Kutarakyat. Tidak berjalannya peran suami bisa menimbulkan rasa tidak memiliki suami oleh istri dan ayah oleh anak. Biasanya suami yang melakukan poligami secara diam-diam tanpa meminta persetujuan dari istri pertamanya, ini bisa mengakibatkan keretakan rumah tangga. Setelah suaminya menikah lagi maka istri pertama akan menjadi tulang punggung ekonomi dalam membiayai kebutuhan rumah tangganya. Suami yang berpoligami akan mempunyai dua peran (tutur) dalam sebuah pelaksanaan pesta yang diadakan oleh kerabatnya. Hal ini yang akan menyebabkan suami merasa bingung, peran mana yang terlebih dahulu untuk dijalankan. Hal ini merupakan salah satu contoh ketidakadilan dalam keluarga yang berpoligami.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.titleInteraksi Sosial Keluarga Poligami Suku Karo (Studi Kasus di Desa Kutarakyat, Kec Naman)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM030901041
dc.identifier.nidnNIDN0026026003
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI69201#Sosiologi
dc.description.pages75 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record