dc.description.abstract | Sejak awal perkembangannya, agama Nasrani banyak mengalami gejolak
perubahan. Perubahan tersebut dapat kita lihat dari tata cara dalam beribadah, yaitu dari
yang bersifat tradisi atau liturgis, kini ada yang bersifat karismatis dan bebas. Salah satu
gereja yang bersifat karismatis adalah Gereja Bethel Indonesia (GBI) Medan Plaza.
Gereja ini memiliki jemaat sekira 35.000 jiwa, yang dimulai dari jemaat yang berjumlah
119 jiwa. Karena perkembangan yang pesat maka tulisan ini bertujuan untuk
mengungkapkan strategi apa yang dilakukan oleh GBI Medan Plaza.
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan
metode studi kasus tipe deskriptif, dimana studi kasus merupakan suatu
pendekatan dalam penelitian studi kasus yang penelaahannya terhadap satu kasus
dilakukan secara intensif, mendalam, mendetail dan komprehensif. Adapun studi
kasus tipe deskriptif dapat melacak urutan peristiwa hubungan antar pribadi,
menggambarkan sub budaya dan menemukan fenomena kunci (Yin, 2003:5).
Hubungan antar pribadi dan sub budaya adalah hal-hal yang hampir ditemukan
dalam suatu strategi pertumbuhan gereja. Tipe deskriptif bertujuan untuk
menggambarkan secara terperinci atau fenomena sosial, misal : interaksi sosial,
sistem kekerabatan dan lain-lain.
Hasil penelitian bahwa strategi yang dilakukan oleh gereja ini adalah
memiliki komitmen; mengadakan menara doa; mengadakan sekolah agar dapat
melayani sesama; berjalan dalam tuntunan Tuhan; mendatangkan pembicarapembicara
yang dapat meningkatkan kualitas pertumbuhan hidup para jemaat,
misalnya, dalam hal keuangan, keluarga, jati diri dan bagaimana menjalin
hubungan baik dengan masyarakat sekitarnya; melakukan kebaktian di rumah
para jemaat yang disebut dengan FA (Family Altar); KTM (Kebaktian Tengah
Minggu); WBI (Wanita Bethel Indonesia); Ibadah Doa Pengerja dari seluruh
Gereja Cabang dan Pos PI seputar wilayah Medan dan sekitarnya; Ibadah Doa
Malam; Ibadah Pemuda; membuka pelayanan kemasyarakatan dimana gereja ini
mempunyai Yayasan Surya Kebenaran International, seperti; membantu korban
bencana alam, memberi makan fakir miskin, membangun rumah singgah dan
lain-lain. Adapun motivasi para jemaat beribadah di gereja karismatik adalah
untuk mencari kebebasan dalam mengekspresikan isi hati, suasana lebih hidup
dan lebih modern, sukacita dan karena melihat gereja ini tidak hanya membantu
dalam kebutuhan rohani saja, tetapi juga kebutuhan jasmani para jemaat melalui
pelayanan kemasyarakatan, sehingga menjadi seimbang. Weber (dalam
Robertson 1988:44) mengatakan bahwa kekuatan agama adalah kekuatan
manusia, kekuatan moral. Kekuatan agama bahkan dapat menjelma menjadi
semacam unsur fisik, material, kemudian dianggap mempunyai kemampuan
menjelaskan apa yang terjadi. Strategi-strategi yang dilakukan dan motivasi para
jemaat merupakan bentuk dari kepercayaan manusia akan sesuatu yang berada di
luar dirinya, yang mereka anggap magik ataupun supranatural yang mampu
mengendalikan dan memperkokoh kehidupan baik sosial maupun kerohanian,
sehingga mendorong manusia untuk menjadikannya sebuah keyakinan atau
agama. Permasalahan dalam kehidupan yang semakin modern tidak dapat lagi
diselesaikan dengan akal pikiran manusia sehingga diperlukan sesuatu yang
mengikuti perkembangan zaman dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. | en_US |