dc.description.abstract | Jumlah penduduk di Indonesia pada umumnya mengalami peningkatan
tiap tahun yang di dominasi oleh tingginya angka fertilitas (kelahiran). Fertilitas
ini pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh tindakan pilihan rasional aktor dalam
masyarakat yang beradaptasi dengan nilai budaya serta lingkungan sekitarnya.
Pameo “ banyak anak banyak rezeki” kini telah mulai bergeser menjadi “banyak
anak banyak beban”. Pergeseran ini diakibatkan oleh meningkatnya pendidikan
masyarakat sehingga mempunyai pemahaman yang luas akan arti keluarga
khususnya yang berkaitan dengan anak. Peningkatan pendidikan ini merupakan
tuntutan bagi masyarakat karena adanya suatu perubahan budaya yang semakin
materialistis yang dibarengi diferensiasi dalam segala hal, misalnya pekerjaan;
adanya sektor kerja informal dan formal. Seperti halnnya bagi wanita yang kini
tidak hanya bekerja di sektor informal saja akan tetapi sektor formal sudak
dimasukinya. Kedua sektor yang dilakoni oleh masing-masing aktor tentunya
mempunyai latar belakang yang berbeda, khususnya pendidikan. Karena tingkat
pendidikan pada umumnya akan berimplikasi terhadap pekerjaan yang akan
digelutinya. Kemudian terdapat suatu hipotesis yang menyatakan bahwa
kemandirian ekonomi dan pendidikan mempengaruhi wanita untuk menunda
pernikahan atau tidak sehingga hal ini akan berimplikasi terhadap jumlah anak
yang dimiliki oleh wanita tersebut.
Penelitian ini menggunakan penelitian eksplanatif dengan pendekatan
kuantitatif terhadap 30 responden. Masing-masing 15 responden wanita yang
bekerja sebagai PNS dan 15 responden wanita yang bekerja sebagai petani.
Penarikan sample menggunakan sistem judgement sample. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden dan
dokumenter.
Berdasarkan analisa data diketahui bahwa terdapat prefernasi jenis
kelamin antara wanita yang bekerja sebagai PNS dengan wanita yang bekerja
sebagai petani dimana 24 orang (80%) yang menyatakan iya untuk konsep lakilaki
dan perempuan adalah sama saja”, sedangkan 6 orang (20%) menyatakan
tidak. Preferensi jenis kelamin anak ini lebih kuat untuk kelompok responden
petani, yakni sebanyak 5 orang (33,3%), sedangkan untuk kelompok responden
PNS hanya 1 orang (6,7%)
Hal ini berimplikasi terhadap jumlah anak responden dimana jumlah anak pada
wanita yang bekerja sebagai petani lebih banyak dari jumlah anak yang bekerja
sebagai PNS hal ini terbukti dari perhitungan nilai terkecil antara U1 dan U2
adalah nilai Ui karena itu : U = 60,6 Untuk U pada table adalah , dengan
significance 0,05 = 64. Begitu juga dalam perhitungan Q xy Tied T sama dengan
-1, sedangkan zero order sama dengan 0,76. Ini berarti bahwa variebel
independent (pekerjaan) berpengaruh terhadap variabel dependent (jumlah anak)
yang diterangkan melalui variabel antara (usia menikah), dimana hubungan antar
variabel sangat kuat sekali. | en_US |