Show simple item record

dc.contributor.advisorMunthe, Hadriana Marhaeni
dc.contributor.authorSiregar, Anita Susanty
dc.date.accessioned2022-11-17T06:45:12Z
dc.date.available2022-11-17T06:45:12Z
dc.date.issued2008
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/61479
dc.description.abstractJumlah penduduk di Indonesia pada umumnya mengalami peningkatan tiap tahun yang di dominasi oleh tingginya angka fertilitas (kelahiran). Fertilitas ini pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh tindakan pilihan rasional aktor dalam masyarakat yang beradaptasi dengan nilai budaya serta lingkungan sekitarnya. Pameo “ banyak anak banyak rezeki” kini telah mulai bergeser menjadi “banyak anak banyak beban”. Pergeseran ini diakibatkan oleh meningkatnya pendidikan masyarakat sehingga mempunyai pemahaman yang luas akan arti keluarga khususnya yang berkaitan dengan anak. Peningkatan pendidikan ini merupakan tuntutan bagi masyarakat karena adanya suatu perubahan budaya yang semakin materialistis yang dibarengi diferensiasi dalam segala hal, misalnya pekerjaan; adanya sektor kerja informal dan formal. Seperti halnnya bagi wanita yang kini tidak hanya bekerja di sektor informal saja akan tetapi sektor formal sudak dimasukinya. Kedua sektor yang dilakoni oleh masing-masing aktor tentunya mempunyai latar belakang yang berbeda, khususnya pendidikan. Karena tingkat pendidikan pada umumnya akan berimplikasi terhadap pekerjaan yang akan digelutinya. Kemudian terdapat suatu hipotesis yang menyatakan bahwa kemandirian ekonomi dan pendidikan mempengaruhi wanita untuk menunda pernikahan atau tidak sehingga hal ini akan berimplikasi terhadap jumlah anak yang dimiliki oleh wanita tersebut. Penelitian ini menggunakan penelitian eksplanatif dengan pendekatan kuantitatif terhadap 30 responden. Masing-masing 15 responden wanita yang bekerja sebagai PNS dan 15 responden wanita yang bekerja sebagai petani. Penarikan sample menggunakan sistem judgement sample. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden dan dokumenter. Berdasarkan analisa data diketahui bahwa terdapat prefernasi jenis kelamin antara wanita yang bekerja sebagai PNS dengan wanita yang bekerja sebagai petani dimana 24 orang (80%) yang menyatakan iya untuk konsep lakilaki dan perempuan adalah sama saja”, sedangkan 6 orang (20%) menyatakan tidak. Preferensi jenis kelamin anak ini lebih kuat untuk kelompok responden petani, yakni sebanyak 5 orang (33,3%), sedangkan untuk kelompok responden PNS hanya 1 orang (6,7%) Hal ini berimplikasi terhadap jumlah anak responden dimana jumlah anak pada wanita yang bekerja sebagai petani lebih banyak dari jumlah anak yang bekerja sebagai PNS hal ini terbukti dari perhitungan nilai terkecil antara U1 dan U2 adalah nilai Ui karena itu : U = 60,6 Untuk U pada table adalah , dengan significance 0,05 = 64. Begitu juga dalam perhitungan Q xy Tied T sama dengan -1, sedangkan zero order sama dengan 0,76. Ini berarti bahwa variebel independent (pekerjaan) berpengaruh terhadap variabel dependent (jumlah anak) yang diterangkan melalui variabel antara (usia menikah), dimana hubungan antar variabel sangat kuat sekali.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.titlePengaruh Pekerjaan Wanita terhadap Jumlah Anak (Studi Eksplanatif pada Wanita yang Bekerja sebagai PNS dan Petani di Kel Batang Ayumi Julu, Kec Padangsidimpuan Utara)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM040901057
dc.identifier.nidnNIDN0026056308
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI69201#Sosiologi
dc.description.pages104 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record