Strategi Toke dalam Membentuk Jaringan Sosial Ekonomi untuk Mendapatkan Gula Aren (Studi Deskriptif di Desa Hutabaringin Kec Puncak Sorik Marapi Mandailing Natal)
Abstract
Penulisan skripsi yang berjudul “ Strategi Toke Dalam Membentuk Jaringan
Sosial Ekonomi Untuk Mendapatkan Gula Aren (Studi Deskriptif Di Desa Hutabaringin
Kec.Puncak Sorik Marapi Mandailing Natal)”. Desa Hutabaringin Kecamatan Puncak
Sorik Marapi. Dimana sebagaian besar masyarakat hidup sebagai petani aren yang disebut
dengan “maragat”. Toke merupakan salah satu pelaku ekonomi yang mempunyai
kepentingan untuk memperoleh keuntungan dari perilaku ekonomi yang dilakukannya,
untuk hal ini para toke tersebut harus mampu membuat tindakan-tindakan rasional
baginya untuk mendapat nilai tertentu dari tindakannya tersebut, disamping ia juga
mempunyai pesaing-pesaing dengan para toke lainnya untuk mendapatkan barang yang
dibutuhkan, yang dalam hal ini adalah gula aren.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
teknik studi deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data di lakukan
dengan observasi, wawancara mendalam, studi kepustakaan dan Dokumentasi. Adapun
yang menjadi unit analisis dan informan adalah warga desa Hutabaringin dan pihakpihak
yang terkait dengan pembangunan desa Hutabaringin. Interperetasi data dengan
mengunakan catatan-catatan dari setiap kali turun kelapangan.
Desa Hutabaringin merupakan masyarakat pedesaan. Masyarakatnya hampir
sebagian besar bertani gula aren. Gula aren merupakan sumber kehidupan masyarakat
desa. Dari kegiatan pertanian gula aren tersebut membuat sebagian kecil orang menjadi
wadah penjualan gula aren atau yang sering di sebut toke. Toke menjadi pembeli gula
aren di desa Hutabaringin. Dalam melaksanakan pembelian gula aren toke sangat
berperan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat desa. Toke menjadi tempat
peminjaman uang jika membutuhkan secara tiba-tiba, dan sistem peminjaman tersebut
membuat sebuah keterikatan antara petani dengan para petani. Dari peminjaman uang
tersebut membuat para petani tergantung dengan toke. Ini merupakan salah satu strategi
yang dilakukan toke mengikat masyarakat desa agar tetap tergantung pada toke. Sistem
tersebut membuat harga gula bisa diatur oleh toke. Harga gula di desa Hutabaringin
sangat jauh lebih murah jika dibandingkan dengan di pasar pekan yang ada di Mandailing
Natal. Jadi seolah-olah toke mempunyai kewenangan untuk menentukan harga. Di
samping keterikatan seperti yang di atas keterikatan masyarakat kepada toke disebabkan
karena ada hubungan persaudaraan. Jadi terpaksa harus menjual ke toke karena lantaran
saudaranya. Dalam teori sosiologi ekonomi disebut dengan patron-klien. Namun dari
sistem tersebut membuat masyarakat tetap terbelenggu dalam ikatan dari pada toke gula
aren tersebut. Toke gula aren juga sering mengalami kerugian karena uang yang di
bayarkan ke petani sering tidak di kembalikan ke toke. Dan gulanya sering tidak di jual ke
toke namun ke tempat lain.
Collections
- Undergraduate Theses [964]