Show simple item record

dc.contributor.advisorBadaruddin
dc.contributor.authorMutia, Fatma
dc.date.accessioned2022-11-18T04:46:41Z
dc.date.available2022-11-18T04:46:41Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/61587
dc.description.abstractPasar tradisional sudah dikenal sejak puluhan abad lalu, diperkirakan sudah muncul sejak jaman kerajaan Kutai Kartanegara pada abad ke -5 Masehi. Dimulai dari barter barang kebutuhan sehari-hari dengan para pelaut dari negeri tirai bambu, masyarakat mulai menggelar dagangannya dan terjadilah transaksi jual beli tanpa mata uang hingga digunakan mata uang yang berasal dari negri Cina. Dalam kegiatan pasar tradisional keberadaan PKL sebagai pelaku kegiatan ekonomi marginal, biasanya memberikan kesan yang kurang baik terhadap kondisi fisik kota. Mereka berjualan di trotoar jalan, di taman-taman kota, di jembatan penyebrangan, bahkan di badan jalan. Pemerintah kota berulangkali menertibkan mereka yang ditengarai menjadi penyebab kemacetan lalu lintas ataupun merusak keindahan kota. Upaya penertiban ini kadangkala melalui bentrokan dan perlawanan fisik dari para pedagang. Bersama dengan komponen masyarakat lainnya, tidak jarang para pedagang pun melakukan unjuk rasa. Pemerintah pun dihujatnya dan masalah PKL ini disebutkan sebagai bentuk kegagalan pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja untuk kaum miskin. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripif dengan pendekatan kualitatif. pendekatan kualitatif dimaksudkan untuk mendeskripsikan masalah yang terjadi pada proses relokasi pasar tradisional yang terjadi di Pasar Yuka Martubung. Dalam pengambilan data peneliti menggunakan teknik berupa observasi dimana peneliti mengamati secara langsung kegiatan di Pasar Tradisional Yuka Martubung. Data yang diperoleh melalui teknik wawancara mendalam dengan menggunakan panduan wawancara (interview guide). Cara ini digunakan guna mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan penelitian, kemudian dianalisis untuk diinterpretasikan. Informan dalam penelitian ini adalah para pedagang yang berdagang di Pasar Yuka namun pernah ikut pindah ke lokasi pasar yang baru, dan juga para aparat pemerintah yang melakukan proses relokasi seperti pihak PD Pasar dan juga pihak kelurahan. Dari data yang diperoleh maka hasilnya dapat diketahui bahwa penyebab utama kegagalan proses relokasi Pasar Yuka adalah karena kurang efektifnya sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah terhadap para pedagang sehingga menyebabkan kesalahpahaman pedagang itu sendiri. faktor lokasi juga menjadi salah satu penyebab kegagalan proses relokasi. Lokasi pasar yang baru jauh dan tidak strategis sehingga menjadi sepi pembeli dan menyebabkan penurunan pendapatan pedagang. Akhirnya pedagang dari Pasar Yuka yang telah pindah ke lokasi pasar yang baru kembali lagi ke pasar yang lama. Ketegasan pemerintah yang kurang juga dituding menjadi penyebab lainnya. Pemerintah tidak tegas dalam membuat kebijakan. Terlihat dari masih dibukanya Pasar Yuka yang lama sementara pasar yang baru juga baru saja mulai dibuka sehingga mengakibatkan pasar yang baru menjadi sepi karena pembeli lebih memilih untuk berbelanja di lokasi lama yang letaknya lebih strategis.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.titleRelokasi Pasar Tradisional (Studi Kasus di Pasar Yuka Martubung Kelurahan Tangkahan Kecamatan Medan Labuhan Kotamadya Medan)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM070901017
dc.identifier.nidnNIDN0025056802
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI69201#Sosiologi
dc.description.pages105 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record