Show simple item record

dc.contributor.advisorElida, Linda
dc.contributor.authorHarahap, Imam Fahrul Rozi
dc.date.accessioned2022-11-18T07:11:15Z
dc.date.available2022-11-18T07:11:15Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/61725
dc.description.abstractPenuaan yang telah menjadikan seorang menjadi lansia dan mengalami perubahan kondisi fisik seharusnya kehidupannya lebih diperhatikan oleh keluarga dan lingkungan sekitarnya, Namun demikian, hal tersebut kurang diperhatikan sehingga lansia kurang sejahtera dalam masa tuanya, hal ini diakibatkan karena adanya stigma yang masih tertanam dalam keluarga bahwa para lansia sering dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya atau dalam kehidupan masa tua lansia seringkali di persepsikan secara negatif. Hadirnya lembaga kesejahteraan lansia tidak mampu memberikan jaminan kesejahteraan seutuhnya kepada para lansia. Tidak heran jika dalam kehidupan sehari-hari para lansia berusaha untuk menghidupi dirinya sendiri walaupun sudah berada di dalam Lembaga Kesejahteraan Lansia atau Pondok Lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi-strategi bertahan hidup Lansia Di Pondok Ma’arif Muslimin Kota Padangsidimpuan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Lansia menerapkan tiga strategi untuk tetap bertahan hidup, dan memenuhi kebutuhan pokok selama berada di Pondok yaitu: strategi Alternative subsistensi yaitu strategi bertahan hidup yang dilakukan lansia dengan mengoptimalkan sumber daya yang mereka miliki untuk menambah pendapatan mereka yakni dengan bekerja dengan mengelolah lahan miik warga yang di tanami sayuran, dengan profesi tukang urut, dengan menjual hasil keterampilan anyaman. Strategi mengikat sabuk lebih kencang yang dilakukan yaitu dengan melakukan penghematan baik dengan pengurangan mutu makanan, tidak menggunakan listrik sehingga biaya keluar dapat di tekan, menerapkan pola hemat, dengan biaya yang paspasan berobat ke puskesmas atau tukang pijat, minum jamu tradisional atau membeli obat di warung ketika sakit. Strategi jaringan adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara meminta bantuan kepada kerabat, tetangga dan relasi lainnya ketika dalam kesulitan. Lansia umumnya meminta uang kepada saudara, serta mengharapkan Infaq, sedekah, dan bantuan dari pemerintah dan masyarakat tetangga. Dan juga Lansia meminta bantuan masyarakat sekitar Pondok agar ada masyarakat yang mau meminjamkan lahan kepada mereka. Pemberdayaan keterampilan bagi para Lansia menjadi nilai positif bagi mereka selain sebagai pengembangan potensi diri sebagai tindakan nyata dan juga untuk mendapatkan penghasilan, Di Pondok Ma’arif Muslimin keterampilan diajarkan kepada Lansia Berupa mengayam rumput purun menjadi tas, tempat sirih, bungkus dodol.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectStrategi bertahanen_US
dc.subjectLansiaen_US
dc.subjectPondoken_US
dc.subjectpemberdayaanen_US
dc.titleStrategi Bertahan Hidup Lansia di Pondok Lanjut Usia Ma'arif Muslimin Kota Padang Sidimpuanen_US
dc.identifier.nimNIM100901016
dc.identifier.nidnNIDN0007026703
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI69201#Sosiologi
dc.description.pages136 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record