Show simple item record

dc.contributor.advisorRizabuana, Rizabuana
dc.contributor.authorBoangmanalu, Tison
dc.date.accessioned2022-11-18T09:28:22Z
dc.date.available2022-11-18T09:28:22Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/61999
dc.description.abstractFenomena yang sering terjadi saat ini adalah mengenai keharusan kaum wanita sebagai ibu tunggal bukan hanya mengurus rumah tangga (domestik), tetapi harus terjun bekerja di luar rumah tangga (piblik). Hal ini yang menyebabkan ibu terjun bekerja di luar rumah tangga (publik), dalam rangka permasalahan ekonomi keluarga dan pendidikan anak - anaknya. Dimana seorang ibu tunggal bekerja di luar publik karena tidak memiliki suami yang harus memberikan nafkah sedangkan kebutuhan ekonomi semakin meningkat. Penelitian ini dilakukan kepada informan yang terdiri dari beberapa kreteria, antara lain : informan adalah ibu tunggal yang memiliki anak yang sudah bekerja, ibu tunggal yang bekerja sebagai buruh tani, anak dari ibu tunggal yang bekerja sebagai buruh tani dan belum terikat perkawinan. Penelitian menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang di maksudkan untuk mendeskriptifkan atau menggambarkan hal – hal yang berkenaan dengan masalah yang di teliti, yaitu : yaitu untuk mengetahui bagaimana anak – anak dari orangtua tunggal bekerja sebagai buruh tani yang pendidikannya lebih tinggi dari orangtuanya yang bekerja sebagai buruh tani. Tehnik pengumpulan data yang digunakan melalui observasi langsung, wawancara mendalam (dept interview) dan studi kepustakaan (library risearch) yang sangat relevan yang berkaitan dengan topik permasalahan yang di teliti. Data yang di kumpulkan tersebut, kemudian di interpretasikan, dianalisis, dan di evaluasi. Dapat disimpulkan bahwa ibu tunggal yang bekerja sebagai pencari nafkah karena tidak memiliki seorang suami. Selain itu, kondisi prekonomian keluarga belum membaik karena ibu tunggal hanya bekerja sebagai buruh tani yang berpenghasilan hanya sekitar Rp 45.000 – 50.000 rupiah perharinya sementara kebutuhan keluarga masih banyak seperti kebutuhan pangan dan pendidikan anak - anaknya. Ibu tunggal menjalankan dua peran sekaligus, yakni sebagai ibu yang mengurus berbagai kebutuhan keluarga (domestik), dan bekerja di luar rumah (publik) untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan ibu sekaligus ayah untuk anak – anaknya, sehingga ibu tunggal harus memikul beban ganda atas dua peran yang dilakukannya. Alasan ibu tunggal bekerja sebagai buruh tani karena sorang suami sudah tiada dan harus mengambil peran suami untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang semakin hari semakin besar. Selain itu kebutuhan anak dalam pendidikannya juga masih kurang. Selain itu anak dari orangtua tunggal harus bekerja sebagai buruh tani karena pendidikan yang mereka masih kurang dan lapangan pekerjaan sulit didapatkan membuat para anaknya memilih bekerja sebagai buruh tani untuk memenuhi kebutuhan diri mereka dan mengurangi beban ibunya.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectMobilitas sosialen_US
dc.subjectsingle motheren_US
dc.subjectkeluarga buruh tanien_US
dc.titleMobilitas Sosial Keluarga Ibu Tunggal (Single Mom) dari Buruh Tani ke Buruh Tani di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jeheen_US
dc.identifier.nimNIM120901010
dc.identifier.nidnNIDN0029096103
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI69201#Sosiologi
dc.description.pages128 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record