dc.description.abstract | Desa Ramin adalah salah satu desa yang merupakan salah satu lokasi transmigrasi di
Provinsi Jambi dengan penduduk berjumlah sekitar 1.325 jiwa. Letak Desa Ramin tidak begitu
jauh dari sungai Batang Hari, sehingga saat musim hujan datang banjir merendam Desa Ramin.
Rumah-rumah warga dan tidak terkecuali perkebunan kelapa sawit milik warga serta jalan-jalan
desa.Banjir membawa dampak yang sangat besar, salah satu yang ditimbulkan yaitujalan
menjadi rusak dan licinsehingga menyulitkan warga untuk beraktivitas di luar rumah. Kondisi
jalan yang rusak dan licin membuat mobil truk pengangkut buah kelapa sawit yang telah dipanen
oleh pemiliknya tidak dapat masuk ke perkebunan. Biasanya setelah proses panen maka hasilnya
ditimbang dan diangkut oleh truk untuk dibawa ke pabrik pengolahan. Dari kondisi tersebut
maka masyarakat berinisiatif untuk menjadi buruh pengepul buah kelapa sawit, mereka
menjadikannya sebagai sumber penghasilan tambahan. Modal sosial dijadikan sebagai
pendukung keberhasilan kegiatan dalam kehidupan bermasyarakat salah satunya dalam hal ini
adalah pekerjaan sebagai buruh pengepul buah kelapa sawit yang ada di Desa Ramin Blok C
Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi. Mereka tergabung dalam
kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan antara 3-5 orang. Bentuk modal sosial yang
terdapat pada buruh pengepul buah kelapa sawit yang ada di Desa Ramin meliputi saling
percaya, jaringan, nilai dan norma serta interaksi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain dengan observasi, wawancara,
dokumentasi dan studi pustakaan. Yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah para
buruh pengepul buah kelapa sawit yang ada di Desa Ramin Blok C. Interpretasi data dilakukan
dengan menggunakan data-data yang diperoleh dari data lapangan yang dikaitkan dengan kajian
pustaka.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwasannya alasan masyarakat di Desa Ramin
menjadi buruh pengepul buah kelapa sawit dikarenakan beberapa hal, yaitu dikarenakan bila
hanya mengandalkan satu kebun kelapa sawit maka dirasa kurang untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari mereka, rendahnya tingkat pendidikan serta sebagai pengganti tulang punggung
dalam keluarganya. Bentuk-bentuk modal sosial yang ada pada buruh pengepul buah kelapa
sawit antara lain: pertama adalah kepercayaan (trust) yang terjalin antara pemilik kelapa sawit,
buruh pengepul buah kelapa sawit dan toke atau tengkulak. Pemilik buah kelapa sawit
mempercayakan buahnya untuk dikepul oleh buruh pengepul kemudian buruh pengepul memberi
kepercayaaan kepada toke atau tengkulak untuk menimbangkan buah kelapa sawit tersebut.
Kedua adalah jaringan yang terjalin antara sesama buruh dalam satu kelompok serta jaringan
yang terjalin antar kelompok satu dengan yang lainnya. Jaringan dalam satu kelompok berbentuk
informasi yang saling mengingatkan sedangkan jaringan antar kelompok berbentuk informasi
bila ada satu kelompok yang memberi informasi atau pekerjaan ketika kelompok pemberi sedang
sibuk atau kelebihan buah. Ketiga adalah nilai dan norma yang terdapat dalam masing-masing
kelompok yang diharapkan dengan adanya nilai dan norma tersebut para buruh pengepul buah
kelapa sawit tidak melanggar aturan yang telah disepakati. Keempat yaitu interaksi yang terjalin
antar sesama buruh pengepul buah kelapa sawit baik di dalam maupun di luar kelompok mereka.
Tujuannya tidak lain menjaga silaturrahmi, interaksi biasanyasering terjadi di tempat
pemancingan umum, di jalan atau lapangan sepak bola. | en_US |