Modal Sosial Sistem Bagi Hasil dalam Beternak Sapi pada Masyarakat Desa Purwosari atas, Kecamatan Dolok Batu Naggar, Kabupaten Simalungun
View/ Open
Date
2015Author
Sanjaya, Syamsul
Advisor(s)
Sudarwati, Lina
Metadata
Show full item recordAbstract
Peternakan sapi merupakan salah satu usaha sampingan warga desa yang
dijadikan sebagai sumber pendapatan ekonomi lainnya. Seperti warga Desa
Purwosari Atas yang menerapkan usaha peternakan sapi ini sejak lama. pemicu
munculnya minat warga desa memelihara sapi adalah wilayah pedesaan yang
dekat dengan perkebunan PTPN IV sebagai salah satu wilayah yang dijadikan
sebagai tempat gembalaan sapi warga.
Melihat kondisi perusahaan yang memberikan ijin, maka semakin banyak
pula warga yang memelihara ternak baik milik sendiri maupun milik orang lain.
Ternak milik orang lain tersebut sengaja dipelihara kepada orang lain untuk
dikembangbiakkan yang dikenal dengan istilah gaduh sapi. Gaduh sapi dikejakan
mulai proses pra- produksi hingga produksi dengan sistem pembagian hasil usaha
dibagi dua antara pemilik dan peternak sapi.
Dalam melaksanakan kerjasama sistem gaduh sapi, para pemilik dan
peternak sapi hanya berlandaskan kepercayaan dalam menjalankan usahanya,
yang merupakan wujud dari modal sosial yang sudah lama terbentuk dikalangan
para peternak dan pemelihara ternak. Kepercayaan yang terbentuk memang sering
dilakukan oleh para pelaku usaha ternak sapi. Para pelaku usaha lebih percaya
melakukan usaha dengan kepercayaan dari pada berlandaskan hukum perjanjian
secara terang – terangan.
Selama proses pemeliharaan berlangsung para pemilik ternak dan
pemelihara ternak jarang mengalami kerugian, yang diakibatkan karena sesuatu
hal terjadi di tengah – tengah usaha yang sedang berlangsung misalnya kematian,
pencurian, dan ternak yang dipelihara sakit. Hal ini dapat diminimalisir karena
para pelaku usaha adalah kerabat dekat, tetangga dan saudara yang memiliki
hubungan yang erat, sehingga perjanjian secara terang – terangan tidak
diperlukan. Karena adanya rasa jujur yang timbul dari dalam diri para pelaku
usaha dan rasa segan jika ingin memberikan keterangan palsu mengenai kondisi
ternaknya.
Selain itu karena kedekatan hubungan sosial dan adanya kepercayaan yang
timbul diantara pelaku usaha. Maka setiap masalah yang muncul dalam gaduh
sapi diselsaikan dengan menempuh jalan musyawarah keluarga atau akomodasi.
Dalam musyawarah keluarga para pelaku usaha tidak melibatkan pihak berwajib
dalam menyelesaikan masalah timbul. Dengan tujuan untuk untuk menjaga
hubungan kedekatan diantara keduanya agar dapat selalu baik – baik saja.
Usaha gaduh sapi memang banyak membantu warga desa yang
ekonominya kurang baik, asal dibarengi dengan hukum penjajian yang jelas
ketika memberikan sapi kepada calon pemelihara sapi. Selain itu dalam gaduh
sapi pemilik sapi harus mengenal dekat calon pemelihara sapi yang bakal
diberikan amanah sapinya. Hal ini sangat dibutuhkan dalam gaduh sapi karena
dapat menimbulkan masalah jika asal saja dalam memilih calon pemelihara ternak
bisa saja pemelihara ternak yang tidak jujur atau mau bermain curang dalam
memberikan keterangan kepada pemilik ternak.
Collections
- Undergraduate Theses [964]