Show simple item record

dc.contributor.advisorBadaruddin
dc.contributor.authorRangkuti, Siti Aisyah
dc.date.accessioned2022-11-21T06:55:28Z
dc.date.available2022-11-21T06:55:28Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/62720
dc.description.abstractPertumbuhan tenaga kerja di Kota Pematangsiantar sejalan dengan pertumbuhan penduduk.. Namun pertumbuhan ini tidak sebanding dengan kesempatan kerja yang ada, sehingga mengakibatkan bertambahnya jumlah pengangguran.Besarnya angka pengangguran menjadi permasalahan yang tidak mudah diatasi pemerintah. Pengangguran selain berdampak pada segi ekonomi juga berdampak pada segi sosial. Salah satu cara pemecahan yang dianjurkan banyak pengamat sosial ekonomi pembangunan adalah dengan melalui pengembangan dan penciptaan tenaga kerja di sektor informal.Sektor informal bergerak dalam usaha perdagangan seperti pedagang asongan, PKL, jasa pengangkutan. Salah satunya adalah pedagang kacamata keliling di Kota Pematangsiantar mayoritas beretnis Minang dan masih kerabat dekat yang membangun jaringan sosial serta memiliki kepercayaan dalam aktivitas berdagang. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menginterpretasikan bagaimana jaringan sosial dan kepercayaan di kalangan pedagang kacamata keliling dalam menjalankan usahanya.Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mendalam serta studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usaha berjualan kacamata keliling yang dijalankan oleh masyarakat Kelurahan Baru dimana mayoritas pedagang beretnis Minang telah berlangsung sejak tahun 1983, dipelopori oleh Alm. Bapak Datuk yang merupakan orang Minang pertama yang merintis usaha tersebut. Usaha tersebut menjadi mata pencaharian tetap bagi masyarakat yang berada di Kelurahan Baru. Keberadaan pedagang kacamata keliling dimulai karena letak Kota Pematangsiantar yang strategis dengan wisata alam yaitu Danau Toba. Selain danau toba terdapat lokasi wisata lainnya yang dapat dikunjungi seperti Samosir, Tuk-tuk, Pangururan dan sebagainya. Banyaknya lokasi wisata alam menjadi peluang usaha bagi masyarakat untuk berdagang kacamata keliling serta menjadikan usaha tersebut sebagai mata pencaharian tetap bagi masyarakat yang berada di Kelurahan Baru.Jaringan yang terbentuk di kalangan pedagang kacamata keliling di Kelurahan Baru adalah jaringan yang berdasarkan hubungan kekerabatan, keluarga, satu suku dan satu kampung. Jaringan ini mampu membantu untuk memperoleh informasi lokasi penjualan barang, menjadi peluang usaha atau merintis usaha dagang kacamata. Sedangkan kepercayaan antar pedagang kacamata dapat terlihat dari toke kacamata/pedagang grosir memberikan hutang kepada pedagang kacamata, kepercayaan kepada kerabat/saudara dan keluarga berupa peminjaman barang untuk dijualkan, resiprositas di kalangan pedagang kacamata, kejujuran dalam berdagang kacamata, sikap menghargai di kalangan pedagang kacamata, serta penerapan nilai agama dan semangat kerja yang dipegang pedagang kacamata.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectModal Sosialen_US
dc.subjectJaringan Sosialen_US
dc.subjectKepercayaanen_US
dc.subjectPedagang Kacamataen_US
dc.titleModal Sosial Pedagang Kacamata Keliling (Studi kasus di Kelurahan Baru Kecamatan Siantar Utara Kota Pematangsiantar)en_US
dc.identifier.nimNIM110901005
dc.identifier.nidnNIDN0025056802
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI69201#Sosiologi
dc.description.pages133 halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record