Show simple item record

dc.contributor.advisorSitorus, Henry
dc.contributor.authorAmbarita, Elisabeth Christina
dc.date.accessioned2022-11-21T07:23:43Z
dc.date.available2022-11-21T07:23:43Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/62783
dc.description.abstractKedekatan hubungan manusia dengan sumber daya alam atau lingkungan membuat mereka memiliki pemahaman yang khusus terhadap lingkungan tempat tinggal mereka. Seharusnya lingkungan juga tidak hanya dijadikan objek untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia, tetapi juga harus ditata dan dipelihara agar terjaga kelestariannya. Oleh karena itu, adanya ikatan antara manusia dan lingkungannya dapat melahirkan pikiran bagaimana manusia mempertahankan kelestarian lingkungannya guna kelangsungan hidup manusia. Setiap daerah memiliki potensi alamnya masing – masing. Seperti wilayah Kecamatan Pollung khususnya desa Pandumaan yang terkenal dengan kemenyannya. Desa ini memiliki pengetahuan mengenai pemanfaatan hutan kemenyan secara tradisional sebagai warisan nenek moyang yang tlah diregenerasikan selama 13 keturunan. Dalam usaha mempertahankan kelestarian hutan ini mendapatkan tantangan seperti kebijakan pemerintah berupa izin pengelolaan tanah adat masyarakat Pandumaan dan desa sekitarnya kepada PT.TPL sehingga lebih dari 300 ha lahan hutan kemenyan telah habis ditebang oleh perusahaan tersebut. Penelitian yang digunakan merupakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan modal sosial komunitas petani kemenyan dalam pelestarian hutan kemenyan di Desa Pandumaan, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan melalui wawancara dan observasi yang diinterpretasikan dalam bentuk narasi. Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah petani kemenyan sebanyak 3 orang ( satu orang pengurus kelompok petani kemenyan) dan satu orang Raja Huta atau ketua patih, satu orang staf BAKUMSU. Penelitian ini menemukan bahwa modal sosial yang dimiliki oleh petani kemenyan di desa ini penting dalam usaha pelestarian hutan kemenyan. Sejak tahun 2009 hingga 2013 ini masyarakat masih tetap berjuang mempertahankan kelestarian hutan kemenyan bersama dengan beberapa lembaga sebagai pendamping seperti KSPPM, BAKUMSU, AMAN, WALHI, dan organisasi sosial lainnya.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectModal Sosialen_US
dc.subjectPetani Kemenyanen_US
dc.subjectPelestarian Hutanen_US
dc.titleModal Sosial Komunitas Petani Kemenyan dalam Pelestarian Hutan Kemenyan di Desa Pandumaan, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbangn Hasundutanen_US
dc.identifier.nimNIM090901024
dc.identifier.nidnNIDN0028026603
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI69201#Sosiologi
dc.description.pages122 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record