Nilai Diagnostik Anti-CCP2 pada Penderita Artritis Reumatoid
View/ Open
Date
2011Author
Dermwan, Budi
Advisor(s)
Tambunan, Tapisari
Sjah, OK Moehad
Metadata
Show full item recordAbstract
Anti Citro/line Cyclic Peptide generasi ke 2 (anti-CCP2) merupakan suatu
pemeriksaan untuk mengetahui adanya autoantibodi terhadap protein citrulin pada
penderita artritis reumatoid (AR). Autoantibodi ini terbentuk dikarenakan perubahan
asam amino arginin pada suatu protein menjadi citrulin oleh enzim peptidyl arginine
deiminase (PAD). Citrulin akan menjadi epitop bagi major histocompatibility complex
(MHC) kelas II terutama pada individu denganHLA-DRBf0401, kemudian dengan
bantuan limposit T helper (Th) kelas II akan merangsang limposit B membentuk
autoantibody yang akan memicu terjadinya reaksi radang pada artritis rheumatoid.
Pemeriksaan anti-CCP2 dapat mengetahui penyakit AR lebih awal, memiliki
nilai prognosis dan spesifisitas lebih baik dari pemeriksaan faktor reumatoid (FR).
Diagnosis artritis reumatoid dini (ARD) sangat penting untuk pemberian pengobatan
disease modifying anti rheumatic drugs (DMARD) yang dapat mencegah kecacatan
penderita AR.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai diagnostik pemeriksaan anti-
CCP2 pada penderita AR. Pada penelitian ini juga dilakukan pemeriksaan FR
kuantitatif yang hasilnya dibandingkan dengan pemeriksaan anti-CCP2. Rancangan
penelitian ini adalah cross sectional, dengan jumlah penderita AR 28 orang yang
berasal dari poliklinik Reumatologi Departemen Penyakit Dalam RSUP Haji Adam
Malik medan dan RSU Pimgadi Medan. Diagnosa AR menggunakan kriteria
American College Rheumatology (ACR) 1987, sebagai kelompok pembanding
adalah individu normal. Seluruh penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September
201 0 sampai Januari 2011.Pemeriksaan anti-CCP2 menggunakan metode MEIA
(Axsym) sedangkan FR menggunakan metode imunoturbidimetri (Roche). Nilai diagnostik pemeriksaan tunggal anti-CCP2 dan FR pada penderita AR
mempunyai nilai yang sama yaitu sensitifitas 18%, spesifisitas 100%, nilai duga
positif 100%, nilai duga negatif 55%, rasio kemungkinan negatif 0,82 dan prevalensi
50%. Rasio kemungkinan positif tidak dapat dihitung karena tidak ada dari kelompok
pembanding normal yang pemeriksaan anti-CCP2 atau FR nya bemilai positif,
disamping hal tersebut penggunaan kelompok pembanding normal juga
mempengaruhi nilai spesifisitas, nilai dug a positif, rasio kemungkinan negatif dan
prevalensi.
Terdapat korelasi positif bermakna (r : 0,512 dengan p: 0,005) antara
pemeriksaan anti-CCP2 dan FR. Penggabungan hasil positif anti-CCP2 atau FR
mempunyai nilai diagostik yang lebih baik (sensitifitas 25%) daripada pemeriksaan
tunggal anti-CCP2 dan FR (sensitifitas 18%).
Dari 28 penderita AR, 20 penderita termasuk ARD dengan masa keluhan S24
bulan. Pemeriksaan anti-CCP2 positif pada 3 penderita ARD (sensitifitas 15%)
sedangkan FR positif pada 2 penderita ARD (sensitifitas 10%), sehingga
pemeriksaan anti-CCP2 mempunyai nilai diagnostik yang lebih baik daripada
pemeriksaan FR pada ARD.
Collections
- Master Theses [158]