Show simple item record

dc.contributor.advisorTambunan, Tapisari
dc.contributor.advisorSjah, OK Moehad
dc.contributor.authorDermwan, Budi
dc.date.accessioned2022-11-22T02:51:08Z
dc.date.available2022-11-22T02:51:08Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/63023
dc.description.abstractAnti Citro/line Cyclic Peptide generasi ke 2 (anti-CCP2) merupakan suatu pemeriksaan untuk mengetahui adanya autoantibodi terhadap protein citrulin pada penderita artritis reumatoid (AR). Autoantibodi ini terbentuk dikarenakan perubahan asam amino arginin pada suatu protein menjadi citrulin oleh enzim peptidyl arginine deiminase (PAD). Citrulin akan menjadi epitop bagi major histocompatibility complex (MHC) kelas II terutama pada individu denganHLA-DRBf0401, kemudian dengan bantuan limposit T helper (Th) kelas II akan merangsang limposit B membentuk autoantibody yang akan memicu terjadinya reaksi radang pada artritis rheumatoid. Pemeriksaan anti-CCP2 dapat mengetahui penyakit AR lebih awal, memiliki nilai prognosis dan spesifisitas lebih baik dari pemeriksaan faktor reumatoid (FR). Diagnosis artritis reumatoid dini (ARD) sangat penting untuk pemberian pengobatan disease modifying anti rheumatic drugs (DMARD) yang dapat mencegah kecacatan penderita AR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai diagnostik pemeriksaan anti- CCP2 pada penderita AR. Pada penelitian ini juga dilakukan pemeriksaan FR kuantitatif yang hasilnya dibandingkan dengan pemeriksaan anti-CCP2. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional, dengan jumlah penderita AR 28 orang yang berasal dari poliklinik Reumatologi Departemen Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik medan dan RSU Pimgadi Medan. Diagnosa AR menggunakan kriteria American College Rheumatology (ACR) 1987, sebagai kelompok pembanding adalah individu normal. Seluruh penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September 201 0 sampai Januari 2011.Pemeriksaan anti-CCP2 menggunakan metode MEIA (Axsym) sedangkan FR menggunakan metode imunoturbidimetri (Roche). Nilai diagnostik pemeriksaan tunggal anti-CCP2 dan FR pada penderita AR mempunyai nilai yang sama yaitu sensitifitas 18%, spesifisitas 100%, nilai duga positif 100%, nilai duga negatif 55%, rasio kemungkinan negatif 0,82 dan prevalensi 50%. Rasio kemungkinan positif tidak dapat dihitung karena tidak ada dari kelompok pembanding normal yang pemeriksaan anti-CCP2 atau FR nya bemilai positif, disamping hal tersebut penggunaan kelompok pembanding normal juga mempengaruhi nilai spesifisitas, nilai dug a positif, rasio kemungkinan negatif dan prevalensi. Terdapat korelasi positif bermakna (r : 0,512 dengan p: 0,005) antara pemeriksaan anti-CCP2 dan FR. Penggabungan hasil positif anti-CCP2 atau FR mempunyai nilai diagostik yang lebih baik (sensitifitas 25%) daripada pemeriksaan tunggal anti-CCP2 dan FR (sensitifitas 18%). Dari 28 penderita AR, 20 penderita termasuk ARD dengan masa keluhan S24 bulan. Pemeriksaan anti-CCP2 positif pada 3 penderita ARD (sensitifitas 15%) sedangkan FR positif pada 2 penderita ARD (sensitifitas 10%), sehingga pemeriksaan anti-CCP2 mempunyai nilai diagnostik yang lebih baik daripada pemeriksaan FR pada ARD.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectArtritis Reumatoiden_US
dc.titleNilai Diagnostik Anti-CCP2 pada Penderita Artritis Reumatoiden_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI11719#Ilmu Patologi Klinik
dc.description.pages81 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record