Show simple item record

dc.contributor.advisorRizabuana
dc.contributor.authorJambak, Martika Sari
dc.date.accessioned2022-11-22T03:36:35Z
dc.date.available2022-11-22T03:36:35Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/63111
dc.description.abstractFenomena yang muncul di perkotaan seiring dengan berbagai permasalahan pembangunan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah munculnya anak-anak jalanan. Kota Medan yang merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara yang memiliki daya tarik yang lebih besar dan perkembangan kota yang lebih cepat dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya juga menghadapi fenomena ini. Mereka banyak telihat di perempatan jalan, pusat perbelanjaan atau pasar, terminal bus, taman kota dan tempat pembuangan sampah. Mereka biasanya berkerja sebagai penjual makanan ringan, penjual koran, penyemir sepatu, pengamen, pemulung, dan pengemis. Penelitian ini dilakukan di lokasi-lokasi yang menjadi aktivitas para anak jalanan yaitu Simpang Pos, Terminal Amplas, dan di kawasan Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini juga dilakukan di tempat tinggal para anak jalanan, yaitu di Kecamatan Medan Johor, Medan Polonia, dan Medan Perjuangan. Metode dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan kualitatif dengan metode Life History. Sehingga informan dalam penelitian ini juga melibatkan para orang tua dari anak jalanan yang menjadi informan dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam, partisipasi observasi, dan studi pustaka. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa anak jalanan di kota Medan berasal dari keluarga yang memiliki tingkat ekonomi rendah. Kemiskinan merupakan alasan utama yang membuat para anak jalanan bekerja dijalanan dengan ajakan dari teman, orang tua dan juga keinginan dari anak jalanan itu sendiri. Dengan pekerjaan sebagai pengemis, pemulung, dan pengamen. Para anak jalanan bekerja seutuhnya untuk membantu perekonomian keluarga. Hal ini terbukti dari penghasilan yang didapatkan para anak jalanan, mereka berikan kepada orang tuanya. Kemudian akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Demi melanjutkan kehidupan, para anak jalanan bekerja hampir setiap hari tanpa mengenal rasa lelah. Para orangtua mereka pun tidak dapat menghentikan mereka agar tidak bekerja sebagai anak jalanan. Karena kondisi perekonomian orangtuanya yang tidak mengcukupi dan serba kekurangan. Sehingga membuat para anak jalanan tidak dapat terlepas dari pekerjaannya. Dengan alasan membantu perekonomian keluarga, para anak jalanan akan tetap bekerja dijalanan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectAnak Jalananen_US
dc.subjectLife Historyen_US
dc.subjectKemiskinanen_US
dc.titleLima Anak Jalanan Penopang Kehidupan Keluarga: Bekerja Sebagai Pengamen, Pengemis, dan Pemulung di Kota Medanen_US
dc.identifier.nimNIM120901007
dc.identifier.nidnNIDN0029096103
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI69201#Sosiologi
dc.description.pages192 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record