Show simple item record

dc.contributor.advisorSitorus, Henry
dc.contributor.authorBr. Tarigan, Indah Permatasari
dc.date.accessioned2022-11-22T03:58:14Z
dc.date.available2022-11-22T03:58:14Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/63161
dc.description.abstractKeberadaan pasar tidak dapat dipisahkan dari masyarakat, baik untuk pemenuhan kebutuhan sandang maupun pangan. Pasar yang dianggap tidak layak akan direlokasi oleh pemerintah untuk memudahkan masyarakat saat berbelanja. Relokasi Pasar adalah perpindahan atau pemindahan lokasi, baik suatu industri ataupun tempat berdagang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan alasan-alasan tertentu. Relokasi pasar yang dimaksudkan dalam pembahasan ini adalah tindakan pengalihan lokasi dari Pasar Sentral Ke Pasar induk, Lau Cih, Medan Tuntungan. Dengan direlokasinya pasar berdampak bagi aktor yang berperan di dalam pasar, khususnya bagi kalangan pedagang. Pedagang harus meninggalkan tempat berjualannya, dan pindah ke lokasi yang baru, tentu akan berpengaruh dengan penjualan dan pendapatan pedagang. Sehingga pedagang harus mampu beradapatsi di tempat yang baru dan melakukan beberapa strategi agar dapat mengembangkan usahanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami bagaimana pola adaptasi dan dan strategi pengembngan usaha pedagang pasar pagi pasca relokasi pasar dari Pasar Sentral Ke Pasar Induk, Lau Cih, Medan Tuntungan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sementara teoriyang digunakan adalah Teori Adaptasi Talcott Parson dan Modal Sosial. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa para pedagang yang direlokasi ke Pasar Induk, Lau Cih, Medan Tuntungan melakukan beberapa bentuk penyesuaian, yaitu dengan menggunakan bahasa daerah Karo,m menjalin interaksi yang baik dengan sesama pedagang, pembeli, pengelola Pasar Induk, dan pekerja jasa becak. Adapun strategi yang dilakukan pedagang untuk dapat mengembangkan usahanya pasca relokasi adalah dengan cara membangun jaringan sosial kepada pemasok barang (distributor), pembeli, dan pekerja jasa becak, serta menggunakan sistem kepercayaan (trus) sebagai hubungan untuk mempertahankan sumber barang dan pelanggan. Membangun jaringan dengan pemasok barang (distributor) memudahkan pedagang dalam memperoleh barang dengan sistem bayar belakang. Kepercayaan yang terjalin meliputi kepercayaan askriptif dn kepercayaan prosesual.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectPola Adaptasien_US
dc.subjectPedagangen_US
dc.subjectModal Sosialen_US
dc.subjectRelokasi Pasaren_US
dc.titlePola Adaptasi dan Strategi Pengembangan Usaha Pedagang Pasar Pagi Pasca Relokasi dari Pajak Sentral ke Pasar Induk, Lau Cih, Kecamatan Medan Tuntunganen_US
dc.identifier.nimNIM120901050
dc.identifier.nidnNIDN0028026603
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI69201#Sosiologi
dc.description.pages118 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record