Jebakan Kemiskinan Nelayan ( Studi Kasus Nelayan di Kampung Kolam Pajak Baru Kelurahan Belawan Bahagia )
Abstract
Sektor kelautan merupakan sumber kehidupan yang dimanfaatkan masyarakat pesisir. Dari
sektor ini matapencaharian masyarakat pesisir diantaranya nelayan, petani garam dan sektor wisata.
Seperti yang kita ketahui, nelayan terdiri dari beberapa kelompok, jika dilihat dari segi pemilikan
alat tangkap dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu: nelayan buruh, nelayan juragan dan
nelayan tradisional/mandiri. Kemiskinan cenderung dialami oleh nelayan perorangan dan buruh
nelayan. Rendahnya penghasilan nelayan tradisional dan juga buruh nelayan merupakan masalah
yang sudah lama, namun masalah ini masih belum dapat diselesaikan hingga sekarang, karena
terlalu kompleks. Beberapa faktor kemiskinan seperti rendahnya pedapatan, kesehatan, serta
pendikan telah membuat terpuruknya masyarakat nelayan dalam jebakan kemiskinan. Hal lain
yang juga memperparah keadaan mereka adalah adanya keterbatasan teknologi kenelayanan dan
terjeratnya nelayan kampung kolam dalam hutang.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
melatarbelakangi nelayan terjebak dalam kemiskinan di Kampung Kolam Pajak Baru Kelurahan
Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan dan Bagaimana strategi nelayan dalam
menghadapi situasi jebakan kemiskinan tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian studi kasus dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jebakan kemiskinan nelayan yang terjadi di
Kampung Kolam Pajak Baru dilatarbelakangi oleh beberapa factor diantaranya rendahnya
pendidikan, keterbatasan keahlian yang dimiliki, sikap pasrah, pendapatan yang rendah,
keterbatasan lapangan pekerjaan atau sulitnya akses pekerjaan, keterbatasan teknologi
penangkapan ikan, system bagi hasil yang timpang serta jerat hutang. Dalam hal ini sesuai
dengan teori Robert Chambers jebakan kemiskinan secara rinci terbagi menjadi lima unsur yakni
kemiskinan itu sendiri, kelemahan fisik, kerentanan, ketidakberdayaan dan kadar isolasi.
Kemiskinan itu sendiri diantaranya mencakup rendahnya pendidikan, keterbatasan keahlian,
sikap hidup pasrah. Kemudian kelemahan fisik, hal ini berkaitan dengan strategi bertahan hidup
nelayan dimana nelayan akan membatasi kuantitas serta asupan nutrisi bagi tubuh mereka.
Selanjutnya kerentanan berkaitan situasi paceklik seperti ombak besar, para nelayan tidak dapat
pergi melaut. Tentunya situasi seperti ini berdampak pada pendapatan. Saat pendapatan tidak ada
maka hal yang mereka lakukan yakni untuk mempertahankan kehidupannya adalah berhutang
baik kepada toke maupun rentenir atau staregi lain yakni berhutang ke warung.
Ketidakberdayaan meliputi mengapa seseorang bertahan sebagai nelayan dan yang terakhir yakni
kadar isolasi secara rinci meliputi pengetahuan informan mengenai kemana penjualan hasil
tangkapan ikan di pasarkan, akses informasi terhadap turun / naik nya harga ikan di pasar.
Collections
- Undergraduate Theses [949]