Show simple item record

dc.contributor.advisorHarahap, Irwansyah
dc.contributor.advisorSibarani, Robert
dc.contributor.authorGulo, Hubari
dc.date.accessioned2022-12-08T02:01:18Z
dc.date.available2022-12-08T02:01:18Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/71251
dc.description.abstractPenelitian ini mengkaji Hoho Faluaya dalam konteks upacara adat pengukuhan gelar bangsawan di Desa Bawomataluo, Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan, Propinsi Sumatera Utara. Kajian ini dilakukan untuk memberikan pemahaman secara menyeluruh tentang Hoho Faluaya sebagai bentuk warisan tradisi lisan masyarakat Nias yang sangat eksotik dimana Hoho Faluaya digunakan sebagai media menyampaikan ide, pikiran atau perasaan dalam upaya pemahaman nilai-nilai yang memberikan wawasan budaya. Adanya unsur bahasa (teks), unsur musikal (musik vokal), serta unsur gerak (tarian), menjadi kajian utama penelitian ini dalam melihat fungsi, makna teks, dan struktur musikal dari Hoho Faluaya yang terdiri dari Fanguhugo (Hugo), Hivfago, Hoho Fualo, Hoho Fadolihia dan Hoho Sioligo. Adapun pendekatan yang dilakukan adalah dengan pendekatan interdisiplin dengan metode penyelidikan kualitatif yang bertumpu pada penyelidikan lapangan. Beberapa teori yang digunakan dalam mendukung penelitian ini diantaranya teori fungsional, teori semiotik, teori transkripsi, dan teori weighted scale. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hoho Faluaya berperan penting karena fungsi-fungsi yang melekat pada Hoho Faluaya. Fungsi-fungsi tersebut adalah fungsi pelaksanaan pesta adat, fungsi sebagai simbol keperkasaan, fungsi penguat status sosial, fungsi perekat kehidupan masyarakat, fungsi komunikasi dan penyampaian pesan, fungsi nilai-nilai estetis, fungsi hiburan dan ucapan syukur, fungsi pengiring gerakan tarian, dan berfungsi sebagai pertahanan budaya. Hasil analisis teks menunjukkan adanya makna konotatif dari teks Hoho Faluaya yang terdiri dari teks Fohuhugo (Hugo) yang merupakan seruan persetujuan, Hivfago seruan penegasan terhadap Hugo dan 3 (tiga) jenis struktur hoho yang ada di dalamnya, yakni: (1) Hoho Fu 'alo yang menjadi nyanyian persiapan pembangkit dan pembakar semangat para prajurit perang atau penari perang, (2) Hoho Fadolihia sebagai cara para kelompok hoho mengagung agungkan kebesaran desa mereka, dan (3) Hoho Sioligo bermakna menjalin persatuan dan kesatuan demi kemakmuran desa. Hasil analisis musikal Hoho Faluaya memiliki ciri pentatonik dalam penggunaan tangganadanya, struktur musikal bergaya call respons, counter .frase dan counter motif serta menggunakan tehnik vokal yang khas dalam penyajiannya yakni "gozo " atau menggetarkan pangkal lidah di daerah tenggorokan. Hal ini merupakan sebuah kearifan lokal yang hanya dimiliki oleh masyarakat Nias, khususnya Nias Selatan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectHohoen_US
dc.subjectFaluayaen_US
dc.subjectFungsien_US
dc.subjectTeksen_US
dc.subjectStruktur Musiken_US
dc.titleHobo Faluaya Tradisi Lisan Masyarakat Nias di Desa Bawomataluo, Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara: Analisis Teks dan Struktur Musiken_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM097037004
dc.identifier.nidnNIDN0012026401
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI91101#Penciptaan dan Pengkajian Seni
dc.description.pages262 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record