Pengaruh Pemberian Curcuminoid terhadap Ekspresi Protein Kinase C (PKC) pada Fibroblas Koklea Rattus Norvegicus Model Diabetes Melitus

Abstract

Back groud : The disturbance in microcirculation and hemodynamic, including in the cochlea is often found in diabetic patients Hyperglyoemia can increase the activation of PKC, this activation increases permeability, extracellular matrix synthesis, cell growth and apoptosis, and cytokine activity. Curcumin as antioxidant also affects the regulation of PKC and Ca2*. The objective of this research is to learn the role of curcumin in reducing the pKC expression of the cochlear fibroblast of diabetic rats. Materials and Methods : An experimentral research on 24 Wrsfar rats (Raffus noruegicus) divided into 6 groups, with procedures : 1) lnduction with STZ; 2) The administration of curcumin with a dose of 200 mg and 400 mg/kgbw/day for 5 and 10 days; 3) The prrcedure of taking rats mhlear tissue and the immunohistochemistry of pKC, 4) Cell count and the determination of PKC expression; 5) One Way ANOVA analysis with signifte,€lnce p<0,0S. Results : Significant difference in PKC expression (p < 0.05) is found between control rat grcup and rat group with DM induction only. Then a significant difference in PKC expression is found Ftween diabetic rat group with curcumin therapy when compared to the diabetic rat group without curcumin therapy. There is no significant difference in PKC expression regards to the dosage and the duration of curcumin. Conclusion : Curcumin can reduce the PKC expression in the cochlear fibroblast of diabetic rats.

Latar Belakang : Gangguan mikrosikulasi dan perubahan hemodinamik, termasuk pada koklea sering ditemukan pada penderita DM. Hiperglikemia dapat meningkatkan aktivasi pKc, aktivasi ini meningkatkan permeabilitas, kontraktilitras, sintesis matriks ekstraseluler, pertumbuhan sel dan apoptosis,dan meningkatkan aktivitas sitokin. curcumin sebagai antioksidan juga mempengaruhi regulasi PKC dan ca'*. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran curcumin dalam menurunkan ekspresi PKC pada fibroblas koklea tikus model DM. Metode: Penelitian eksperimental pada tikus wstar (Raffus noruegicus) sebanyak 24 ekor tikus dibagi 6 kelompok, dengan prosedur : 1) lnduksi diabetes menggunakan streptozotocin sesuai prosedur standar; 2) Pemberian curcumin dengan dosis 200 dan 400 mg/kgbb/hari dengan durasi 5 dan 10 hari; 3) prosedur pengambilan jaringan koklea tikus dan pewamaan imunohistokimia pKC, 4) Penghitungan sel dan penentuan skor ekspresi pKC; 5) Anarisis dengan One Way ANOVA dengan taraf signifikansi p<0,05. Hasil : Ditemukan perbedaan ekspresi pKC yang bermakna (p < 0.OS) antara kelompok tikus kontrol dengan kelompok tikus yang diinduksi DM tanpa terapi curcumin. Kemudian ditemukan perbedaan ekpresi PKC yang bemakna (p < 0.05) antara kelompok tikus DM dan mendapat terapi curcumin dibandingkan dengan kelompok tikus DM yang tidak mendapatkan curcumin. Tidak ada perbedaan bermakna ekspresi PKC pada perbedaan dosis dan lama pemberian curcumin. Kesimpulan : Curcumin dapat menurunkan ekpresi pKC pada fibroblast koklea tikus model DM