Show simple item record

dc.contributor.advisorNurlela
dc.contributor.advisorDeliana
dc.contributor.authorFatimah, Sitti
dc.date.accessioned2022-12-14T07:25:16Z
dc.date.available2022-12-14T07:25:16Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/73536
dc.description.abstractTujuan penulis menulis skripsi ini ialah untuk mengkaji hubungan antara gender dan kesantunan, khususnya terhadap tuturan linguistik yang terdapat pada teks pidato Hillary Clinton dan Barrack Obama pada masa Pemilihan Umum Presiden Amerika Serikat tahun 2008. Penulis juga bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan gender mempengaruhi kesantunan seseorang dalam bertutur kata. Penulis memilih kedua tokoh ini sebagai objek penelitiannya karena penulis menganggap walaupun kedua tokoh tersebut berbeda gender, tetapi keduanya memiliki kesetaraan dalam hal intelektualitas dan kehidupan sosialnya sehingga dianggap mampu mewakili kelompok gendernya masing-masing untuk dikaji dalam penelitian ini. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan menggunakan analisis kualitatif deskriptif. Adapun teori yang digunakan untuk mengkaji masalah gender dan kesantunan dalam skripsi ini, penulis menggunakan teori kesantunan yang dikemukakan oleh Penelope Brown dan Stephen Levinson dalam buku mereka yang berjudul Politeness: Some Universals in Language Usages dan teori gender yang dikembangkan oleh William O’Barr dan Bowman Atkins dan dikutip dalam buku karangan Jennifer Coates yang berjudul Women, Men and Language (A Sociolinguistic Account of Gender Differences in Language). Berdasarkan analisis dan temuan pada bab 4 diketahui bahwa tuturan linguistik dalam teks pidato Hillary Clinton dan Barrack Obama dapat dianggap santun dengan menggunakan 4 strategi kesopanan dari Brown dan Levinson, yaitu: bald on-record strategy, positive politeness, negative politeness, dan off-record indirect strategy. Sedangkan tuturantuturan yang dianggap menunjukkan karakteristik gender kebanyakan menggunakan hedges, empty adjectives, italics words, direct quotations, dan special vocabulary. Berdasarkan perbandingan terhadap hasil temuan juga diketahui bahwa ternyata tidak banyak perbedaan dalam hal penggunaan bahasa antara perempuan dan laki-laki. Clinton, dalam teks pidatonya menggunakan 15 tuturan atau kalimat yang berkarakteristik gender (9,375 %), 59 tuturan bald on-record (36,875 %), 54 tuturan positive politeness (33,75 %), 8 tuturan negative politeness (5 %), dan 24 tuturan offrecord indirect (15 %). Sedangkan Obama dalam teks pidatonya menggunakan, 66 tuturan berkarakteristik gender (22,15 %), 114 tuturan bald on-record (38,25 %), 70 tuturan positive politeness (23,49 %), 21 tuturan negative politeness (7,05 %), dan 27 tuturan off-record indirect (9,06 %).en_US
dc.language.isoenen_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.titleGender and Politeness: a Comparison Between Hillary Clinton’s and Barrack Obama’s Speeches in United States of America’s 2008 Electionen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM080705041
dc.identifier.nidnNIDN0019045907
dc.identifier.nidnNIDN0017115704
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI79202#Sastra Inggris
dc.description.pages141 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record