dc.description.abstract | Tujuan penulis menulis skripsi ini ialah untuk mengkaji hubungan antara
gender dan kesantunan, khususnya terhadap tuturan linguistik yang terdapat pada
teks pidato Hillary Clinton dan Barrack Obama pada masa Pemilihan Umum
Presiden Amerika Serikat tahun 2008. Penulis juga bertujuan untuk mengetahui
apakah perbedaan gender mempengaruhi kesantunan seseorang dalam bertutur kata.
Penulis memilih kedua tokoh ini sebagai objek penelitiannya karena penulis
menganggap walaupun kedua tokoh tersebut berbeda gender, tetapi keduanya
memiliki kesetaraan dalam hal intelektualitas dan kehidupan sosialnya sehingga
dianggap mampu mewakili kelompok gendernya masing-masing untuk dikaji dalam
penelitian ini. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan menggunakan
analisis kualitatif deskriptif. Adapun teori yang digunakan untuk mengkaji masalah
gender dan kesantunan dalam skripsi ini, penulis menggunakan teori kesantunan
yang dikemukakan oleh Penelope Brown dan Stephen Levinson dalam buku mereka
yang berjudul Politeness: Some Universals in Language Usages dan teori gender
yang dikembangkan oleh William O’Barr dan Bowman Atkins dan dikutip dalam
buku karangan Jennifer Coates yang berjudul Women, Men and Language (A
Sociolinguistic Account of Gender Differences in Language). Berdasarkan analisis
dan temuan pada bab 4 diketahui bahwa tuturan linguistik dalam teks pidato Hillary
Clinton dan Barrack Obama dapat dianggap santun dengan menggunakan 4 strategi
kesopanan dari Brown dan Levinson, yaitu: bald on-record strategy, positive
politeness, negative politeness, dan off-record indirect strategy. Sedangkan tuturantuturan
yang dianggap menunjukkan karakteristik gender kebanyakan menggunakan
hedges, empty adjectives, italics words, direct quotations, dan special vocabulary.
Berdasarkan perbandingan terhadap hasil temuan juga diketahui bahwa ternyata tidak
banyak perbedaan dalam hal penggunaan bahasa antara perempuan dan laki-laki.
Clinton, dalam teks pidatonya menggunakan 15 tuturan atau kalimat yang
berkarakteristik gender (9,375 %), 59 tuturan bald on-record (36,875 %), 54 tuturan
positive politeness (33,75 %), 8 tuturan negative politeness (5 %), dan 24 tuturan offrecord
indirect (15 %). Sedangkan Obama dalam teks pidatonya menggunakan, 66
tuturan berkarakteristik gender (22,15 %), 114 tuturan bald on-record (38,25 %), 70
tuturan positive politeness (23,49 %), 21 tuturan negative politeness (7,05 %), dan 27
tuturan off-record indirect (9,06 %). | en_US |