Show simple item record

dc.contributor.advisorTambunan, Tapisari
dc.contributor.advisorAboet, Askaroellah
dc.contributor.authorMauluddin, Mauluddin
dc.date.accessioned2022-12-15T06:17:30Z
dc.date.available2022-12-15T06:17:30Z
dc.date.issued2008
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/73964
dc.description.abstractOtitis media supuratif kronik (OMSK) adalah radang telinga tengah dengan adanya perforasi pada membrana timpani dan riwayat keluamya cairan (sekret) dari telinga (otorea) lebih dari 3 bulan, baik terus menerus ataupun hilang timbul ,sekret mungkin serous,mukus atau purulen. lnsiden OMSK ini bervariasi pada setiap negara. Secara umum,insiden OMSK dipengaruhi oleh ras dan faktor sosioekonomi. Misalnya, OMSK lebih sering dijumpai pada orang Eskimo dan Indian Amerika, anak-anak aborigin Australia dan orang kulit hitam di Afrika Selatan. Walaupun demikian, lebih dari 90% beban dunia akibat OMSK ini dipikul oleh negara-negara di Asia T engggara, daerah Pasifik Barat,Afrika, dan beberapa daerah minoritas di Pasifik.Kehidupan sosial ekonomi yang rendah, lingkungan kumuh dan status kesehatan serta gizi yang jelek merupakan faktor yang menjadi dasar untuk meningkatnya prevalensi OMSK pada negara yang sedang berkembang. Survei prevalensi di seluruh dunia, yang walaupun masih bervariasi dalam hal definisi penyakit, metode sampling serta mutu metodelogi, menunjukkan beban dunia akibat OMSK melibatkan 65-330 juta orang dengan telinga berair, 60% di antaranya (39-200 juta) menderita kurang pendengaran yang signifikan. Secara umum prevalensi OMSK adalah 3,8% dan OMSK merupakan 25% dari pasien-pasien yang berobat di poliklinik THT rumah sakit di indonesia. Data poliklinik THT RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006 menunjukkan pasien OMSK merupakan 26% dari seluruh kunjungan pasien. Penelitian dilakukan di Departemen Patologi Klinik FK USU/ RSUP.H.Adam Malik Medan dan bekerja sama dengan Departemen llmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok, Bedah Kepala Leher RSUP.H.adam Malik Medan. Penelitian dimulai pada bulan Juli 2008 sampai oktober 2008 dengan jumlah sampel 7 4. Dilakukan pengisapan sekret secara pelan-pelan dan liang telinga dibersihkan dengan kapas alkohol 70%, dengan paduan corong telinga steril sekret yang berasal dari kavum timpani diambil dengan lidi kapas steril menggunakan mikroskop kemudian dimasukkan kedalam media pembawa (BBLTM CultureSwabTM Plus) bertutup rapat dan diberi lebel nama untuk dilakukan pemeriksaan kultur dan sensitiviti kuman aerob. Dari hasil penelitian didapatkan gambaran pola kuman dari 74 penderita OMSK didapatkan bahwa kuman yang tumbuh adalah Pseudomonas Sp 12 (16,2%), Staphylococcus aureus 7 (9,5%), Pseudomonas aeroginosa dan Staphylococcus epidermidis masing masing 6 (8,1%), Streptococcus y hemo/iticus, Providentia Sp masing masing 5 (6,8%), Staphylococcus saprofiticus, Pseudomonas putrefacien, Proteus vulgaris masing-masing 3 (4,1%), E.coli, Steptococcus a hemoliticus, K/ebsiella, Enterobacter Sp, Citrobacter Sp masing-masing 2 (2,7%), Proteus Sp,Proteus mirabilis, Pseudomonas f/uerecen, Streptococcus pyogenes, Streptococcus f3 hemoliticus, Enterobacter aerogenes masing-masing 1 (1,4%), tidak ada pertumbuhan 8 (10,3%)en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectPola dan Sensitivitas Kuman Aerob pada OMSKen_US
dc.titlePola dan Sensitivitas Kuman Aerob pada OMSK di RSUP Haji Adam Malik Medanen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI11719#Ilmu Patologi Klinik
dc.description.pages80 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record